Kami juga melayani penjualan dan pembelian Logam Mulia dengan berat minimal 25 gr

30 Juli 2010

Jihad Melawan Kapitalisme

Kelantan, Malaysia, 30 Juli 2010
Umar Ibrahim Vadillo - World Islamic Mint-World Islamic Trading Organization
Banyak orang enggan memikirkan sistem kehidupan yang melingkupi dirinya



Banyak orang enggan memikirkan sistem kehidupan yang melingkupi dirinya. Kesibukan mengejar kesejahteraan hidup telah membuat kita tidak peduli menggugat sistem ekonomi kapitalisme yang terus menjerat kita kepada perbudakan. Tapi tidak dengan Umar Ibrahim Vadillo. Muslim asal Spanyol ini gigih memperjuangkan ide antikapitalisme yang telah membuat umat Islam terpuruk.

"Kapitalisme dan para pelakunya adalah anti-Islam. Makin lama menerapkan sistem kapitalisme dalam kehidupan, kita akan makin menjauh meninggalkan Islam," paparnya kepada Ahmad Taufiq Abdurrahman dan Fathurroji dari Majalah Gontor beberapa waktu lalu di sela-sela kunjungannya ke Indonesia. Berikut petikan wawancara dengan penulis buku The End of Economic itu:

Anda seorang insinyur, mengapa tertarik menekuni ekonomi Islam?
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang paling simpel. Dalam ilmu ekonomi tidak ada hal yang sifatnya ilmiah. Walau ada beberapa bagian yang menuntut kajian ilmiah, tapi itupun hanya kepura-puraan untuk dianggap ilmiah. Seperti andai saya menggali ilmu logika, ilmu ekonomi hanya menjadi bagian paling dasar. Bahkan, ilmu ekonomi dapat dinggap sebagai ilmu yang tidak berlogika, tidak rasional, cenderung salah, atau dalam aspek lain menjadi ortodoks layaknya sebuah agama, seperti saat mereka menggunakan dokumen. Dan ini sangat bertentangan dengan metodologi ilmiah.

Ilmu ekonomi Islam banyak disalahtafsirkan, seperti layaknya menafsirkan komunisme Islam. Kita tidak dapat meletakkan Islam berpaduan dengan ideologi lain untuk diyakini. Yang harus kita lakukan adalah mencari model yang tepat untuk isu ini. Kita harus bisa mencari tahu tentang pemikiran Islam sesungguhnya, baru kemudian kita coba ciptakan model perdagangan dan ekonomi yang dikehendaki Islam. Inilah yang saya lakukan. Saya tidak ingin generasi mendatang mempraktikkan islamisasi kapitalisme, seperti islamisasi perbankan, asuransi, kartu kredit, atau bursa saham untuk menjadi Islam.

Apakah ide ini menghendaki perubahan seluruh sistem yang sudah mapan saat ini?
Ide ini seperti layaknya islamisasi yang telah banyak dilakukan oleh beberapa kalangan kaum modernis, seperti Ikhwanul Muslimin atau Jamaah Islamiah yang saya anggap modernis dalam hal ini. Islamisasi yang dilakukan para praktisi perbankan bukanlah berarti ingin mereformasi kapitalisme dan mendekatkannya kepada Islam. Islamisasi yang mereka maksud adalah justru ingin mereformasi Islam agar dapat didekatkan kepada kapitalisme. Karena baik secara lembaga maupun sistem, dunia perbankan tetaplah kapitalistik. Mereka tidak pernah berusaha menciptakan model ekonomi Islam. Bahkan, menurut mereka, ekonomi Islam itu sebenarnya tidak pernah ada.

Isu tentang dinar, dirham, syirkah tidak pernah didengar oleh generasi kita karena para praktisi perbankan hanya berusaha mengislamkan perbankan, maupun mengislamkan asuransi hanya untuk mencegah ancaman inflasi. Ironisnya, para ulama besar dan tokoh Muslim malah menarik umat Islam ke dalam jerat kapitalisme, seperti Yusuf Qaradhawi, Hasan Al Banna, atau beberapa ulama yang dianggap sebagai modernis sekalipun. Mereka menganggap diri sebagai reformis dan petinggi perubahan dalam Islam, dan apa yang kami lakukan dianggap sebagai gerakan mundur bagi Islam. Tapi sesungguhnya yang mereka lakukan adalah membuat kehancuran Islam hingga akarnya.

Padahal yang seharusnya diterapkan adalah muamalat. Karena muamalat merupakan perilaku ekonomi Islam sesungguhnya dan sudah menjadi patron dalam berbagai aspek ekonomi Islam. Baik dalam jual beli, wakaf, zakat, dan berbagai aspek kehidupan lainnya.

Hal yang saya lakukan, malah justru dianggap tradisional, dan benar-benar terhancurkan. Seperti di sini (Jakarta), Anda memiliki supermarket, semua orang dapat begitu mudah menerima kehadiran Carrefour, dan berlapang menerima dolar serta menolak dinar maupun dirham. Semua hal-hal dasar dalam eonomi Islam kini benar-benar telah terlupakan. Bukankah yang diterapkan semua ini adalah kapitalisme, dan para kapitalis adalah kaum kafir? Tapi, merekalah yang mengelola ini semua.

Kalau begitu kita sulit mengubahnya?
Bagaimana dapat dianggap sulit? Memulainya adalah dengan mengembalikan semuanya kepada penggunaan dinar. Saya ingat cerita tentang Jalaluddin Ar-Rumi yang pernah didatangi seseorang dan mengatakan bahwa segala yang halal adalah tidak mungkin (sulit) didapat. Rumi memperhatikan lelaki itu yang dirasanya seperti seorang hipokrit. Rumi lantas menjawab: "Bagaimana mungkin Allah menciptakan sesuatu yang halal lalu tidak mungkin engkau wujudkan?" Jadi, Allah telah menciptakan sesuatu yang halal untuk menjadi sesuatu yang mudah diwujudkan dan dicapai.

Saya rasa lelaki itu tidak mengerti akan makna sesuatu yang halal. Lihatlah ini [Vadillo memperlihatkan uang rupiah logam dan kertas], sebenarnya ini hanyalah ilusi. Begitu banyak orang berlomba meraih kertas dan ilusi ini. Mereka seperti terhipnotis untuk meraih secarik kertas yang tidak berguna ini. Kita seperti bertindak untuk menggapai sesuatu yang tidak ada (nyata). Bahkan, kita rela mengorbankan hidup, kehormatan dan tujuan hidup kita hanya untuk lembaran kertas yang tidak berharga ini, lantas membiarkan kaum kafir mengontrol kita dengannya.

Apakah itu Islam? Bukankah Islam adalah agama pencerah dan telah mengajarkan kita untuk mengerti banyak hal? Lantas bagaimana para ulama dan cendekiawan menyikapi ini? Andai mereka terus mendorong dan membiarkan tindakan kriminal terhadap alam seperti yang mereka lakukan ini, maka Allah dengan segala kuasa-Nya akan murka. Karena Dia telah mengharamkan riba, sedangkan para ulama dan cendekiawan malah membiarkannya?

Lalu bagaimana membangun kesadaran masyarakat bahwa apa yang telah mereka makan dan gunakan selama ini adalah riba?
Mengapa kita tidak tahu? Itulah inti pemikiran saya. Kita menjadi tidak tahu karena kita telah dibuat bisu.

Oleh siapa?
Oleh seluruh generasi Islam. Coba perhatikan semua bank Islam, para praktisinya telah melakukan tindak kriminal melebihi yang dilakukan kaum kafir. Bukan hanya karena mereka telah melakukan riba persis seperti bank-bank lainnya, tapi karena mereka malah menghalalkan praktik ini. Ini menandakan mereka telah melakukan dua kejahatan. Dan ironisnya, seluruh negeri Islam menerima tindakan ini.

Bukankah tindakan mereka ini merupakan upaya tranformasi sistem kapitalisme yang ada hingga bisa relevan dengan Islam?
Bukan. Mereka bukan berupaya mentrasformasi kapitalisme ke dalam Islam, tetapi mereka justru mengarahkan Islam ke dalam kapitalisme. Selama bank Islam masih ada, maka kapitalisme pun akan terus ada. Bahkan kini, bank-bank konvensional, seperti City Bank, UBS, dan bank-bank lain sudah memiliki jaringan perbankan Islam.

Lihatlah yang mereka lakukan ini. Pahamkah Anda mengapa mereka menolak menggunakan dinar? Karena dinar dan dunia perbankan layaknya air dan api. Ketika penggunaan dinar diperkenalkan, maka perbankan Islam dan perbankan secara umum akan hancur. Karena itulah mereka berupaya menarik semua orang menuju kapitalisme.

Jadi, yang ada dalam perbankan Islam sebenarnya murni bisnis. Dan pola yang dilakukan adalah anti-Islam, saya istilahkan dengan double haram banking. Ini sulit dibendung karena pemasaran yang begitu kuat.

Lantas bagaimana cara mengenyahkan itu semua?
Kita dapat memulainya dengan menggunakan sesuatu yang halal dulu, lalu akan tumbuh kebutuhan akan sesuatu yang halal itu seperti kebutuhan kita kepada Allah SWT. Ketika hendak mengerjakan shalat, kita pun tidak perlu terlebih dulu bertanya kepada seorang alim dalam bidang agama, karena kita memang telah diwajibkan untuk mengerjakannya.

Untuk menggunakan dinar, kita dapat memulainya dengan membuat komunitas pengguna dinar dan melakukan berbagai transaksi dengan dinar. Ketika menggunakan dinar dalam transaksi, kita hanya berurusan dengan diri kita sendiri, dan tidak tergantung kepada bank sentral atau orang lain.

Banyak orang beranggapan penggunaan dinar justru akan merepotkan karena harus membawa koin ke mana-mana?
Andai itu alasannya, apakah kita harus merasa nyaman melakukan sesuatu yang haram? Isunya bukanlah ide ini layak praktik atau tidak. Yang harus dikaji adalah makna-makna tersirat dari ajaran menggunakan dinar. Kita tidak bisa mempertanyakan mengapa kita harus shalat Maghrib tiga rakaat. Karena andai itu bisa dipertanyakan maka akan muncul keberatan untuk melakukannya, atau ada orang memilih untuk melakukan hanya dua rakaat atau lain sebagainya.

Yang harus dipahami makna di balik penggunaan uang yang justru membuat kaum kafir dapat mengontrol kita. Hanya dengan memproduksi tumpukan kertas (dolar), Amerika dapat membeli banyak hal tanpa perlu bekerja. Yang mereka butuhkan hanya membuat seluruh dunia terhipnotis dengan sistem yang mereka terapkan. Dengan menghipnotis orang-orang maka mereka mampu menutupi wawasan ma'rifah). Jika ini terus terjadi, maka orang-orang tidak akan pernah mencapai wawasan ketuhanan (ma'rifatullah), karena yang mereka takutkan hanyalah urusan dunia.

Mereka ditunjang dengan sosok para pemimpin yang tidak tercerahkan yang menolak membicarakan urusan ini. Kita tidak perlu menunggu untuk mengubah sesuatu yang keliru.

Jadi yang sangat berperan mengubah ini semua adalah penguasa?
Betul.

Apa beda kapitalisme dengan Islam?
Kapitalisme adalah agama yang dianut baik oleh orang-orang Kristen, Hindu, Islam, Yahudi, atau lainnya. Semua orang kini menggunakan sistem transaksi yang sama yakni kapitalisme, walau menggunakan ATM, warna kertas, angka maupun logam yang berbeda. Kapitalisme dianggap sebagai sesuatu yang tidak boleh dipertanyakan, harus dianggap sebagai sesuatu yang ortodoks. Kita tidak dapat pergi ke bank dan berkata: "Maaf saya tidak mau menerima bunga dari Anda karena saya agnostik." Mungkin selepas itu Anda akan dimasukkan ke dalam bui. Karena itu kapitalisme harus kita perangi.

Memerangi kapitalisme mungkin dapat dikategorikan sebagai jihad?
Saat ini memang hanya ada satu jihad yaitu melawan kapitalisme. Mungkin kaum Muslim tidak mampu membebaskan Palestina selama kapitalisme masih menyelubungi kita.

Indonesia sebenarnya negara merdeka, tapi kenyataannya justru dikontrol oleh "tangan-tangan mahir" kapitalisme. Itulah alasan saya mengunjungi Indonesia, karena kapitalisme telah begitu kuat mencekik Indonesia di berbagai aspeknya. Coba perhatikan mata uang Anda, mungkinkah Anda menyatakan bahwa mata uang itu sebagai sesuatu yang nyata? Terlebih dibandingkan dengan koin emas?

Tiga tahun lalu, dinar emas berada pada kisaran tiga hingga empat ribu rupiah, namun lihat kini, harganya telah mencapai delapan ribu rupiah. Andapun merugi 70% selama tiga tahun ini. Karena, mata uang yang Anda gunakan itu terbuka terhadap inflasi. Begitulah cara kapitalisme mengontrol Anda. Karena itu, kapitalisme adalah bahaya besar layaknya mulut singa yang menganga, bahayanya melebihi gigitan nyamuk di tubuh Anda.

Coba perhatikan lagi, rupiah yang beredar di bank, bukanlah rupiah dalam bentuk kertas, tetapi hanya berbentuk rupiah elektronik. Semuanya berputar dalam sistem perbankan.

Perbandingan antara elektronik dan rupiah fisik sekitar 1:40 atau 1:50. Ini berarti kira-kira setiap satu uang kertas yang ada memiliki perputaran 40 atau 50 uang elektronik. Dan semua uang ini sifatnya kredit, yang dibuat oleh sistem perbankan. Setiap kali mereka mengeluarkan tiga triliun rupiah, mereka pun kemudian akan menambah tiga triliun rupiah dalam perputaran uang nasional. Karena itulah setiap kali Anda membeli sesuatu dengan rupiah Anda, maka setiap kali itu pula nilai rupiah Anda menurun.

Makanya, jika makin banyak, maka valuable akan berhenti, dan ketika Anda menggandakan jumlah uang yang bersirkulasi, maka nilai mata uang Anda akan menurun hingga setengahnya. Memperbanyak uang yang beredar, bukan akan membuat Anda menjadi kaya, tetapi justru membuat nilai uang Anda akan kian menurun. Begitulah dalam hitungan matematika dasarnya.

Lalu apakah yang akan terjadi kemudian?
Setelah pemerintah menciptakan kembali uang seharga tiga triliun rupiah, menurut saya itu diambil dari uang kita semua. Ironisnya, tiga triliun yang diciptakan itu justru lari kepada para konglomerat.

Coba lihat, uang yang diambil dari kumpulan uang seluruh masyarakat di Nusantara, lalu kemudian hanya diberikan kepada segelintir orang yang justru memiliki uang. Karena, jika Anda ingin meminjam tiga triliun rupiah, pastilah Anda tidak akan mampu. Sebab Anda harus memiliki uang tiga triliun lain sebagai jaminan pengganti (pailit).

Begitulah yang terjadi berulang-ulang. Dari situlah maka terjadi ketidakstabilan nilai uang. Banyak orang bertanya mengapa ini terjadi. Itu terjadi karena kapitalisme telah menciptakan ketidakstabilan. Di sisi lain, kaum Muslim yang seharusnya mengatakan pola ini adalah pola kriminal, justru malah mengatakan bahwa inilah pola yang islami.

Jika demikian, yang jadi masalah pokok adalah kapitalisme, bukan masalah uang. Jika akan mangubahnya berarti kita harus mengubah sistemnya dulu. Menurut Anda?
Pertama-tama, kita harus menyadari bahwa dalam sistem kapitalisme ini ada sesuatu yang keliru. Namun, selama kita menganggapnya sebagai sesuatu yang islami, maka tentu tidak akan menjadi masalah untuk dibahas. Kita tidak sadar tengah berada di hadapan seekor harimau yang hendak menerkam. Bahkan kita menganggap harimau itu sebagai kawan, walau ia akan memakan tubuh kita.

Islam memiliki model sistem ekonomi sendiri yang hampir 1400 tahun silam telah dipergunakan. Bahkan, secara lembaga pun sistem ekonomi Islam telah pernah ada beserta pilar-pilarnya.

Bisa Anda jelaskan?
Dinar menjadi hal terpenting dalam pilar ini. Lalu pasar (market place) yang bukan seperti mal atau pusat-pusat perbelanjaan. Pasar dalam Islam bentuknya terbuka untuk semua pedagang dari segala kalangan. Bahkan dari luar negeri. Karenanya, dalam pasar ala Islam akan selalu ada lokasi terbuka untuk para pedagang yang datang dari luar negeri guna memasarkan dagangan mereka secara langsung dan bebas.

Pasar adalah fundamental. Problem besar yang dihadapi para petani adalah penjualan atau perdagangan. Tapi yang kini terjadi, para pedagang di pinggir jalan seperti meminta-minta untuk mendapatkan tempat berjualan. Ini terjadi karena model perdagangan ala Islam telah dilupakan, dikubur dan dikunci selama ratusan tahun.

Banyak orang beranggapan, jika kita kembali menggunakan sistem ini, berarti kita mundur dalam melangkah?
Mereka berkata demikian karena ego. Penggunaan dinar akan membuat kita maju. Penggunaan rupiah yang akan membuat kita mundur.

Inilah masa kegelapan kapitalisme. Orang-orang dibutakan untuk menyatakan bahwa menggunakan segala sesuatu (selain kapitalisme) adalah sebuah kemunduran. Inilah propaganda untuk menumbuhkan keyakinan bahwa Islam justru akan membawa kemunduran dan peradaban Barat adalah kemajuan. Padahal sebenarnya, dengan kapitalisme akan membuat kita seperti hidup di neraka. Kita akan menemui banyak ketidakadilan, ketidakstabilan. Karena semua itu melawan kehendak Allah SWT. Kita tidak akan mendapatkan berkah selama menggunakan kapitalisme yang berbaur riba ini.

Ketika Allah menyingkirkan berkah dalam hidup kita, maka kita akan buta akan segalanya. Yang ada dalam diri kita hanya rasa takut. Bahkan kita akan menjadi lebih hina daripada binatang. Kita akan menjadi seperti anjing buta nan bodoh di tengah jalan.n

Umar brahim Vadillo dikenal sebagai "Father of Dinar". Ia lahir pada 1964 di Spanyol dari keluarga Katolik Ortodoks. Alumnus Abraham Engineering dengan kekhususan Economic Engineering ini tercerahkan memeluk Islam pada 1996. Walau lahir dan tumbuh di tengah-tengah keluarga Kristen, tapi Vadillo mengaku ia hanya penganut Kristen secara budaya dan tidak mengimaninya.

Sebelum memeluk Islam, Vadillo pernah masuk dalam komunitas anarkis berlatar belakang politis yang berslogan "Tidak ada tuhan" atau ibarat
"la ilaha" tanpa "Allah".
Pada 1999, ayah sembilan anak ini menulis buku
Islamic Critique of Economic. Dalam buku itu Vadillo menegaskan, upaya umat Islam untuk mengislamkan perbankan sama seperti upaya mengislamkan wiski. Vadillo menganggap mereka telah salah jalan. Inilah yang menginspirasinya menulis buku The End of Economic.

22 Juli 2010

Pertemuan Nasional III Wakala Senusantara

Untuk ketiga kalinya wakala dinar dirham senusantara dalam barisan Wakala Induk Nusantara (WIN) mengadakan pertemuan nasional. Tema kali ini: Formalisasi dan Ekspansi.

Hajj Prof. Umar Ibrahim Vadillo"Kita akan segera memasuki babak yang baru sama sekali, karena itu setiap wakala harus membenahi diri, antara lain melakukan profesionalisasi dan peningkatan kapasitas," demikian antara lain pernyataan Haji Umar Ibrahim Vadillo, pendiri WIM (World Islamic Mint) dan WITO (World Islamic Trade Organization), dalam sambutannya, Ahad, 18 Juli 2010 lalu.

Yang dimaksud "babak baru" adalah akan resmi berlakunya Dinar dan Dirham, yang berada dalam otorisasi WIM dan WITO, sebagai mata uang internasional. Ini akan ditandai oleh dua hal: (1) penyeragaman standar koin dengan standar WIM yang baru, (2) pembentukan jaringan pengguna Dinar Dirham (seperti Jawara Dinar di Indonesia saat ini) secara internasional, yang akan ditandai dengan stiker resmi WIM. Pada saat itu, nilai tukar Dinar dan Dirham, akan berlaku dalam satu rate di seluruh dunia.

Pertemuan Nasional III Wakala Senusantara itu sendiri bertema "Formalisasi dan Ekspansi", yang terasa klop dengan babak baru yang tak lama lagi ini akan tiba. WIN, beserta jajaran wakalanya, adalah satu-satunya jaringan pengedar Dinar Dirham yang mendapat otorisasi WIM. Dinar dan Dirham yang diedarkan di luar jaringan WIN dan WIM akan dinyatakan sebagai Dinar dan Dirham yang tidak berlaku.

Kepada semua perwakilan wakala yang hadir, Ir Zaim Saidi dari WIN memberikan arahan yang perlu dilakukan di Indonesia. Pertama, adalah formalisasi, yang mencakup baik pada status koin itu sendiri, maupun para penggeraknya. Dalam hal ini dua pendekatan akan ditempuh, yaitu akan dimintakannya fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa Dinar, Dirham, dan Fulus, adalah mata uang yang sah menurut syariat Islam; serta formalisasi kelembagaan Jawara, melalui pembentukan koperasi. Dengan demikian baik wakala maupun pengguna Dinar Dirham akan terhimpun dalam suatu wadah berbadan hukum.

Di bagian lain pembicaraannya Haji Umar juga mengingatkan penting dan besarnya peran wakala di masa depan; bukan sekadar sebagai tempat penukaran, tetapi juga tempat penyimpanan, jasa pengiriman (transfer), serta layanan media pembayaran (payment system). Jadi, ketika muamalat telah kembali, Dinar dan Dirham sepenuhnya diterapkan, maka Wakala-lah yang akan menjadi pusat layanan masyarakat, menggantikan perbankan yang berbasis pada riba, sebagaimana saat ini berlangsung.

Itu sebabnya wakala harus melakukan profesionalisasi, melengkapi diri sarana dan prasarana yang memadai (khususnya alat uji dan timbang), dan disertai dengan tata aturan dan kode etik, yang menjadi pedoman kerja dan kegiatan di masa depan. Wakala harus bekerja di atas dasar kepercayaan (amanah) dan integritas.

21 Juli 2010

Ungkapan Jujur Sang Petinggi Negeri

Ada 3 kutipan yang bisa kita cerna maknanya dari petinggi indonesia ketika peluncuran uang baru bernominal Rp.10.000,- dan Rp. 1.000,- yang baru


1. "Kalau tanpa nilai, maka uang Rp10.000 dan Rp1.000 ini hanya kertas dan logam saja,"
2. "Di masa lampau orang menggunakan emas hampir bisa dikatakan tidak perlu dijaga, karena untuk menjaga artinya menjaga dirinya sendiri,"
3. "Tapi itu masa lampau. Sekarang tidak ada negara yang melakukan itu, karena emas langka. Sedangkan kebutuhan uang meningkat dari waktu ke waktu,".

Itu semua diucapkan wapres budiono dalam peresmian mata uang baru tersebut.
Jawaban jujur tersebut seharusnya sudah membangunkan masyarakat dari nina bobo uang FIAT selama ini. Uang FIAT yang dijanjikan mampu membeli dunia ternyata hanya menambah kerusakan dan memiskinkan sebagian besar masyarakat. Karena memang uang FIAT memang diciptakan dari ilusi atau kekosongan yang dipaksakan oleh rezim. Dinar dan dirham sudah terbukti mampu menjaga daya belinya sendiri. Kapitalisme dan sistem uang FIAT yang merusaknya.
Hutan ditebang, bumi digali dengan hanya diberikan berkarung-karung uang kertas atau hanya di berikan melalui desimal-desimal yang berkedap kedip dilayar monitor.
Perampokan harta umat melalui kredit berbunga sehingga umat kehilangan lahan pertanian dan perkebunan. Rumah pun diperkecil menjadi ukuran 21. Padahal bumi Allah ini begitu luas dan bisa menampung seluruh umat, tetapi sudah dikapling-kapling oleh pemdodal dengan uang FIATnya.
Gas alam dijual ke luar negeri dengan imbalan mata uang asing yang lebih kuat dari mata uang lokal mengakibatkan PLN dan pabrik pupuk kekurangan pasokan gas sehingga mengakibatkan harga listrik dan pupuk naik, berefek domino pada industri dan bahan pokok. Coba seandainya dijual dengan meminta imbalan perak dan emas tentunya sejahtera negeri ini. Freeport merampok hasil tembaga pura bermodalkan tanda tangan penguasa negeri ini dan dibarter hanya cek kosong, mengakibatkan rakyat papua gelisah dan ingin memisahkan diri.
Kita punya Arun, punya Natuna, punya Tembaga pura, punya Bontang, dan lain sebagainya sebagai modal, tetapi hanya ditukar dengan uang yang
sebenarnya tidak lebih bernilai dari nominal yang dicantumkannya.
Bangunlah dari mimpi panjang selama ini.
Kembalilah muamalah dengan dinar dan dirham

11 Juli 2010

Meriah Pelaksanaan Isra Miraj di Kota Serang Baru


Allhamdullillah, telah terlaksana even peringatan Isra Miraj yang dilaksanakan oleh DKM miftahul huda , kota serang baru .Even ini sendiri hadiri oleh wakil bupati bekasi. Dimana pada even ini sekaligus juga dilaksanakan khitanan masal, pembagian zakat dalam bentuk nuqud, peresmian klinik serta pelaksanaan bazar atau pasar yang mana pasar tersebut menerima koin dirham sebagai alat tukar. Klinik pun direncanakan dimasa datang akan membayar para petugas medisnya dengan nuqud dinar dirham.
Even inipun merupakan satu langkah lagi dari umat dalam menegakkan sunah yang hilang yaitu pasar tanpa adanya pungutan. Pihak miftahul huda pun menjemput bola meminta WIN memfasilitasi penerapan nuqud dirham dalam transaksi ini.
Zakat yang dibagikan berjumlah 110 dirham dalam pecahan daniq, nisfu, dirham dan dirhamain. Ditambah adanya penukaran sejumlah 25 keping dirham dari para panitya. Adapun jumlah Dirham yang dibuyback kembali oleh wakala rashanah dari para pedagang berjumlah 60 dirham yang terdiri dari dirham 35 keping, dirhmain 9 keping, nisfu 12 keping dan daniq 6 keping.
Adapun diakhir acara, dilanjutkan dengan adanya sesi tanya jawab panitya dengan pihak WIN yang diwakili Amir Zaim Saidi untuk menceritakan progress dari implementasi dinar dirham yang telah dilaksanakan selama ini.

3 Juli 2010

Tersedia Umroh dengan Dinar dan Dirham

Mastour and Travel kembali menawarkan pembayaran umroh dengan Dinar dan Dirham.


Bagi kaum muslimin yang berencana menunaikan ibadah umroh di Bulan Ramadhan, tersedia Paket Umroh Khusus Ramadhan Mulia. Harga paket tertulis dalam USD, namun dapat dibayar dengan DINAR dan DIRHAM sesuai rate yang berlaku.

  • Ramadhan Kamil (30 hari) : 13/8/2010 � 12/9/2010 (USD 2300)
  • Lailatul Qodar (13 hari) : 27/8/2010 � 8/9/2010 (USD 1950)
  • Ar Rahmah (10 hari) : 13/8/2010 � 22/9/2010 (USD 1600)
  • Ar Rahmah (12 hari) : 12/8/2010 � 23/9/2010 (USD 2150)
  • Al Maghfiroh (10 hari) : 21/8/2010 � 30/8/2010 (USD 1600)
  • Lailatul Qodar (16 hari, Idul Fitri di Tanah Suci) : 27/8/2010 � 11/9/2010 (USD 2100)
  • Lailatul Qodar (13 hari, Idul Fitri di Indonesia) : 27/8/2010 � 8/9/2010 (USD 3250)

Selain berbagai paket di atas, juga tersedia Paket Umroh Promo (sebelum Ramadhan) selama 10 hari. Berangkat 3, 10, 17 Juli 2010 (USD 1350).

Yang ingin mengikuti umroh dengan Dinar dan Dirham ini silakan menghubungi:

Mastour Tour & Travel

Jl. Pinang Raya No. 32, Taman Yasmin Sektor VI, Bogor
Telp�� : 0251-7531374, 9586338
E-mail : mastourbogor@ ymail.com, nusagri@ymail. com

2 Juli 2010

Telah Tersedia Koin Dinarayn

Sesudah tertunda beberapa bulan koin Dinarayn (satuan 2 dinar) WIN mulai beredar.

Dengan telah keluarnya keputusan resmi Amirat Indonesia yang telah diumumkan tentang pencetakan dan pengedaran koin dinar baru, khususnya yang berdenominasi 2 dinar, atau disebut sebagai koin dinarayn, mulai awal Juli 2010 WIN mulai mengedarkan koin bergambar Masjid Agung Demak tersebut. Ini sesudah tertunda sekitar 12 bulan sejak diumumkannya rencana pencetakan dinarayn, di FHP Geger Kalong, Bandung, Mei 2009 lalu.�

2 Dinar

Penundaan tersebut disebabkan karena proses persiapan yang cukup panjang, modifikasi desain, serta pertimbangan ketepatan waktu peluncurannya, khususnya terkait dengan peresmian Kriyatempa Mulia Nusantara (KMN), unit minting dari Amirat Indonesia. Dan, inilah hasilnya, koin dinarayn dengan kualitas dan desain yang lebih baik dari yang semula. Spesifikasi teknis dalam kadar dan berat sesuai dengan ketetapan syariat Islam. Sedangkan dari segi desain mengalami perbaikan di beberapa bagian, khususnya pada detil gambar Masjid Demaknya, lalu pada profil, yang memiliki fungsi perlindungan koin dari gesekan dan benturan.

Dinarayn

Mengenai ketentuan lainnya, seperti soal nilai tukar dan nilai tukarnya kembali, serta nilai pertukaran antarkoin (dengan denominasi yang lain), tetap sama, mengikuti ketetapan sebelumnya. Yakni berlaku sacara tunggal, dan proporsional sesuai dengan berat koinnya. Salah satu keunggulan koin dengan satuan lebih besar, tentu saja, adalah memudahkan penyimpanan dan penanganannya.

Masyarakat yang berminat mendapatkan koin dinarayn dapat menghubungi wakala terdekat.

Berderma Dirham, Menular di Malaysia

Himbauan untuk mengalihkan bentuk sedekah dari uang kertas menjadi Dirham perak menjalar di Malaysia.

"Kempen Menderma Menggunakan Dirham". Begitulah bunyi sebuah seruan dalam sauatu selebaran sederhana yang kini mulai semarak di Malaysia. Sebagai ilustrasi ditampilkan koin Daniq Dirham keluaran Amirat Indonesia.

Berderma Dirham

Di Indonesia gerakan infak dan sedekah Dirham ini dikemas dengan sebutan GARNISSUN (Gerakan Nasional Infak dan Sedekah Sedirham untuk Penguatan) BANGSA. Garnissun Bangsa adalah gerakan 'amal untuk memperkuat ketahanan ekonomi bangsa berupa infak/sedekah dan wakaf tunai, dengan koin-koin Dirham perak dan Dinar emas yang dapat diserahkan langsung kepada fakir miskin, masjid terdekat, rumah yatim piatu, panti jompo, pondok pesantren, maupun kepada lembaga infak-sedekah, serta derma dan sosial yang dipercaya.

Sedekah dan infak dapat juga diberikan melalui Baitul Mal Nusantara (BMN), untuk disalurkan melalui berbagai kegiatan, seperti dibagikan sebagai santunan tunai, permodalan usaha untuk membebaskan kaum dhuafa dari rentenir, wakaf pasar, serta pembanguna sarana sosial lainnya. Semoga gerakan sedekah dalam Dirham dan Dinar ini terus berkembang di mana pun.

Jangan percaya graphic dan trend semu

Beberapa kali setiap orang yang hendak menukarkan uangnya ke dalam dinar ke wakala rashanah, selalu bertanya peluang naiknya berapa, dan kapan naiknya. Saya selalu tidak memberikan jawaban karena itu akan menjadi jawaban terbodoh dari pertanyaan terbodoh. Kenapa saya bilang begitu, walaupun blog ini menampilkan graphik pergerakan harga emas dunia, itu bukan untuk menunjukan trend trend yang bisa menjadi prediksi untuk bersifat spekulatif seperti yang dilakukan segelintir oknum. Beli ketika rendah, jual ketika tinggi.
Yang perlu dipelajari adalah, ketika graphik bergerak, apakah harga emas naik (turun) ataukah melihat sebuah evaluasi dari melemahnya dari mata uang (dalam hal ini dollar amerika).
Harga emas yang akan dilaporkan diseluruh dunia hampir selalu dalam dolar amerika. Jadi, ketika Anda melihat, misalnya harga emas naik $ 4,00 dari hari penutupan sebelumnya, anda dapat meyakinkan diri sendiri, bahwa sekarang untung $4.00 lebih banyak dari kemarin. Itu seandainya anda jual, tapi bila anda beli, anda akan rugi $4.00 lebih banyak dari kemarin.

Faktanya emas anda tidaklah lebih berharga dari 24 jam terakhir. Kenapa, karena itu semua tipuan uang.
Bila kita berada diarea lain yang menggunakan mata uang selain dollar, katakanlah euro, pondsterling ataupun rupiah. Bisa jadi graphik trend akan menunjukan arah yang berbeda. Dalam dollar naik, tapi dalam mata uang berbeda sebenarnya turun.
Contoh terdekat saja dalam rupiah. Kenaikan yang diharapkan dalam waktu dekat tidak tercapai karena menguatnya nilai rupiah dalam dollar.
Bulan maret 2009, average harga emas dunia berkisar pada $915~$955, dan nilai tukar rupiah berkisar Rp12350, terhadap dollar. Harga emas dalam rupiah hanya berkisar Rp.360.000,-. Dan sekarang harga emas dunia sudah melewati $1200,- tetapi rupiah berkisar Rp9100, terhadap dollar , dan bisa dicek berapa harga emas sekarang dalam rupiah, tetap berkisar Rp360.000,.
Artinya itu semua ilusi semu dalam pemakaian uang kertas. Ketika anda menukarkan uang kertas anda terhadap dinar atau dirham , sucikan dan murnikan niat anda dalam pemakaian dinar dirham. Kondisi darurat sudah selesai. Kembalilah mualamat. Transaksilah dengan nuqud asli. Hargailah produk, jasa dan hasil keringat dengan dinar/ dirham. Kurangi pemakaian uang kertas yang hanya membuat ketidak adilan semakin meraja lela.