Kami juga melayani penjualan dan pembelian Logam Mulia dengan berat minimal 25 gr

25 September 2010

Proses Pencetakan Uang

Untuk yang penasaran, bagaimanakah uang sebagai alat tukar sehari-hari dibuat, semoga foto-foto berikut dapat menjelaskan sedikit. Pencetakan yang dijadikan referensi adalah mata uang amerika, us dolar, secara garis besar semua pencetakan mata uang dunia adalah sama.
1. Pertama menyiapkan tumpukan bahan yang akan dijadikan uang

2. Menyiapkan back ground dan pita pengaman



3. Yang pertama dicetak adalah tampak belakang lalu didiamkan selama 72 jam.


4. Setelah 72 jam lalu persiapan cetak untuk bagian tampak muka



5. Lalu pemeriksaan smear sheet untuk mengecek kesalahan dan pemeriksaan detil



6. Dicetak bagian tampak muka



7. Dipindah untuk dicek dan pemisahan uang yang rusak



8. Dengan mesin khusus untuk memprint gambar pengaman dan ditambahkan nomor seri.



9. Dipotong sesuai ukuran dan dibungkus plastik


10. Sejumlah tumpukan uang



11. Inilah tampak uang yang didewakan oleh dunia



Dengan inilah kenapa bumi rusak dan riba meraja lela, hasil bumi berupa gas alam, minyak bumi, batu bara, aspal, emas, perak, timah kayu hutan ditukar dengan lembaran-lembaran cetakan asing, yang mana cetakan lokal menginduk kepada cetakan asing ini. Karena dicetak tanpa henti, hutan habis terbabat, emas papua dibawa ke negeri asing, harga bbm terasa mahal, kesehatan tak terjangkau.

Belumkah terbukakah mata kita, mereka mencetak begitu banyak sampai mampu membeli dunia kita sementara uang cetakan dari kita tak mampu membeli dunia mereka. Mereka tak mau menerima rupiah yang kita cetak tapi memaksa kita menerima dolar yang mereka cetak.


Kita tergadai oleh kertas - kertas tak berharga.




24 September 2010

Arisan Dinar Dirham di Telkom Bogor

Bulan Ramadhan yang bersejarah bagi Karywan Telkom Bogor. Dinar dan Dirham diterapkan untuk arisan karyawan.

Pada hari Jum'at yang penuh keberkahan, hari ke-18 bulan suci Ramadhan lalu, sejumlah Karyawan Telkom Arnet Bogor dan DIVA mengadakan kegiatan spektakuler yaitu arisan dengan mata-uang Islam yaitu Dinar dan Dirham. Arisan ini diikuti oleh 15 karyawan termasuk Asman Switching, Bpa Haji Tapip Hendarman (NIK.640864) yang memberikan semangat, dengan terlebih dahulu menjelaskan latar-belakang dan keuntungan menggunakan Dinar dan Dirham. Di antaranya nilanya yang selalu berkembang mengikuti harga emas dan perak.

Ia member contoh harga 1 Dinar pada tahun 2003 =Rp 450.000, 2004=Rp 540.000, 2005=Rp 652.000, 2006=Rp 785.000, 2007=Rp 947.000, 2008= Rp 1,2 Juta, 2009=Rp 1,35 juta, dan saat berita ini ditulis Rp 1.523.000,. Dinar dan Dirham tahan terhadap krisis inflasi, devaluasi bahkan akan menyelamatkan pemakaianya dari kebijakan Redenominasi/ Senering, sebagaimana pemotongan nilai uang Rp 1.000,- menjadi Rp 1,- di tahun 1965 yang lalu. "Jika kita punya Dinar dan Dirham maka tidak ada yang bisa merubah nilainya." Setelah dijelaskan lalu diperlihatkan koin Dinar dan Dirham itu kepada Karyawan Arnet Bogor ternyata kebanyakan mereka merasa kaget dan kagum dengan bentuknya yang sangat indah, karena baru pertama kali melihat mata-uang Islam ini. Maka, ketika pengocokan arisan dilakukan, semua ingin memperoleh koin-koin tersebut.


Ternyata yang menarik pertama adalah Bpk Haji Ise Adnim (NIK 620921). Setelah penarikan yang pertama in dilakukakan, ada usulan dari rekan DIVA, Ibu Nurhayati (NIK 620303) supaya pengocokan� berikutnya tidak hanya dilakukan setiap bulan, tetapi ditambah menjadi setiap kali mendapat insentif atau bonus, sehingga tidak menunggu sampai sebulan. Uusulan ini direspon posifit oleh seluruh peserta. Ramadhan tahun ini benar-benar menjadi sejarah bagi Karyawan Telkom Arnet Bogor.

Smoga arisan ini tidak hanya menguntungkan untuk di dunia, tetapi menjadi nilai ibadah di sisi Allah SWT, karena Nabi Muhammad SAW juga menggunakan Dinar dan Dirham. Amin ya robbal 'aalamiin.

(H. Ahmad Saifuddin Karyawan Telkom Jl. Pengadilan 14 Bogor/ Pengurus MUI Kota Depok).

18 September 2010

Dinar Dirham Sebagai Modal

Dalam sebulan kedepan, harga dinar/ dirham akan naik ga pak? Begitulah beberapa pertanyaan yang sering sekali khalayak tanyakan pada para Al-Wakil. Kalau saya saya sendiri menjawabnya wallahualam, dikarenakan siapapun tak bisa menentukan pergerakan harga emas/ perak sebagai bahan dasar dari dinar/ dirham.

Ada kalanya pertanyaan ini ditanyakan karena memang masih berpikir spekulatif semata dan ada juga yang dikarenakan sedang mengumpulkan rupiahnya agar dapat mencukupi membeli dinar/ dirhamnya. Untuk alasan yang kedua, sering sekali rupiah mereka kalah, karena tidak cukup cepat mengejar pergerakan harga dinar/ dirham, sering sekali mereka menukarkan kurang dari keinginan semula, niatnya menukar dinar 3 keping, hanya jadi 2 keping karena rupiah yang terkumpul kurang.

Satu solusi yang saya tawarkan adalah, jangan terpaku menukarkan dinar/ dirham dengan harus memiliki cukup uang kertas/ rupiah terlebih dahulu. Jadilah pedagang, dimana modalnya adalah rupiah dan juallah dalam bentuk nuqud dinar/ dirham. Untuk contoh, saya pernah menjual paket sekuriti CCTV, dengan harga 3½ dinar untuk 4 kamera dan alat rekam.

Modal yang saya keluarkan dalam bentuk rupiah dikarenakan distributor belum menerima dinar. Sayapun mendapat keuntungan karena bisa mendapat dinar dengan nilai dibawah rate, serta terbebas dari pikiran untuk spekulatif karena rupiah saya tak pernah tercukupi untuk mengejar rate tukar dinar. Sementara dinar yang saya dapatkan bisa saya pergunakan untuk kulakan lain yang mau menerima dinar, dan barang tersebut saya jual kembali dalam harga dinar.

Kuncinya adalah
MEMULAI . Dinar dirham memang diperuntukan untuk muamalah , dimana dinar/ dirham ini memang HARUS dipergunakan sebagai alat tukar yang independen, terpisah dari sistem RIBA saat ini. Dan tidak hanya tersimpan dalam safety box dimana harta menjadi tidak berputar.

Bahkan untuk Dirham sudah selangkah lebih maju, dimana banyak yang sudah menerima nuqud dirham untuk kulakan seperti susu dan sabun, grosir pakaian muslimah, toko buku, toko kue dan lainnya. Untuk beberapa toko dan distributor lainnya anda dapat melihat pada website JAWARA,

16 September 2010

Salah Kelola Zakat dan Sedekah

Zaim Saidi - Direktur Wakala Induk Nusantara
Idul Fitri 1431 H usai sudah. Tapi, ada yang tak boleh dilewatkan: berulangnya fenomena ribuan orang berebut recehan sedekah.

Tahun lalu di rumah H Saikhon (Pasuruan) 21 orang mati terinjak-injak demi Rp 30 ribu. Tahun ini di halaman Istana Negara, kediaman resmi Presiden SBY, peristiwa serupa terjadi, meski 'cuma' satu orang tewas. Padahal presiden tidak sedang bersedekah, hanya silaturahmi.

Sungguh masygul melihat ribuan laki-perempuan, termasuk orang tua dan anak-anak, yang sebagian besar pasti Muslim, tiap kali berdesakan berburu sedekah, bukan cuma di rumah seorang haji atau presiden, bahkan di halaman kelenteng, vihara, atau gereja. Mengapa itu terjadi, dalam skala yang makin tinggi?


Tiga Persoalan

Paling tidak ada tiga persoalan. Pertama, ini adalah ekspresi kepapaan dan penderitaan mayoritas Muslim, akibat kemiskinan yang bukan berkurang tapi makin mencekik. Kedua, di tengah kemiskinan mencekik ini, kekayaan terkumpul dan tertumpuk di kalangan sedikit orang. Ketiga, betapa tidak mudahnya melawan nafs, yang menyelinap dalam hati manusia khususnya yang berposisi atas, untuk tidak menonjol-nonjolkan "kebaikan".

Riya' adalah penyakit hati. Marilah kita jadikan bukan mereka yang miskin dan rela berdesak-desakan itu, tetapi juga segelintir orang kaya ini, yang boleh jadi terbersit dalam hatinya rasa senang, bangga, dan entah perasaan apa lagi, melihat ribuan Muslim miskin beradu nyawa demi sedekah, sebagai cermin. Tapi kita juga harus melihat masalah ini melampauai soal kepribadian seseorang saja.

Kita harus mencari solusi agar peristiwa seperti ini berhenti. Ada yang menyatakan agar sedekah disalurkan hanya kepada lembaga atau badan amil zakat "resmi" saja. Tapi sungguh ini bukan soal teknis belaka. Dan banyaknya harta zakat yang disalurkan belum tentu pertanda baik. Allah SWT menyatakan akan "menyuburkan sedekah dan memusnahkan riba" (Al Baqarah: 276). Namun, ini tidak bisa terjadi begitu saja, bagai mukjizat. Suburnya sedekah dan musnahnya riba, sepenuhnya tergantung pada sikap dan perbuatan kita sendiri.

Banyaknya zakat yang dibayarkan saat ini, diperkirakan jumlahnya yang tercatat saja bisa melampaui Rp 1 triliun, belum tentu tanda baik, belum tentu menjadi bukti suburnya sedekah. Sebab, boleh jadi, justru sebaliknya: banyaknya zakat saat ini hanya mencerminkan banyaknya harta yang ditimbun-timbun di tangan segelintir orang. Suburnya sedekah yang lebih riil ditandai oleh zakat yang berasal dari harta produktif, dari pertanian, perkebunan, peternakan, dan perdagangan. Bila zakat berasal dari harta produktif dibuktikan dengan produk pertanian (beras, jagung, polong-polongan, dsj) dan perkebunan (kismis, kelapa sawit, dsj), hewan ternak (kambing, sapi, dan kerbau, dsj), serta nuqud (dinar emas atau dirham perak), yang ditarik dan dibagikan kepada fakir-miskin dan mustahik lainnya.

Sementara, di sisi lain, berapa banyak zakat saat ini cuma berasal dari timbunan harta berupa deposito, dan sejenisnya, yang artinya bergelimang riba dan menumpuk pada sedikit orang? Allah SWT menegaskan ancaman pedih bagi penimbun harta: "Ingat ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka jahanam, dan dengan itu disetrika dahi dan punggung mereka, dikatakan 'inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, rasakan akibatnya'" (At Taubah 35).

Tak ada larangan bagi setiap orang jadi hartawan, tapi hartanya harus berputar, melalui proses produksi dan perdagangan, hingga "menyuburkan sedekah dan memusnahkan riba" dan "harta tidak berputar hanya di kalangan orang kaya". Sebaliknya, kekayaan yang ditimbun dalam rekening bank, meski dibayarkan zakatnya, berarti "memusnahkan sedekah dan menyuburkan riba" dan "menghentikan beredarnya harta". Zakat yang ditarik dan dikelola secara benar adalah obat mujarab bagi penyakit hati, cinta harta. Tata kelola zakat harus dikembalikan pada yang seharusnya, hingga fungsinya sebagai "paru-paru" harta dan obat hati, dapat berfungsi. Harta adalah untuk dicari, dikumpulkan, dan dibagikan, terus-mernerus, seperti paru-paru yang menghirup, menggelembungkan, dan mendistribusikan, oksigen kehidupan.

Luruskan Tata Kelola Zakat

Pertanda lain bahwa zakat berasal dari harta produktif adalah pengumpulan dan pemeratannya yang terjadi setiap hari, sepanjang tahun. Sebab, nisab dan haul zakat, niscaya akan jatuh secara berbeda pada setiap orang, mengikuti dinamika proses produksi, entah di pertanian, peternakan, dan - apalagi - di perdagangan (termasuk manufaktur). Penumpukan penghimpunan dan penyaluran zakat hanya di satu periode saja, sepanjang Ramadhan misalnya, adalah cermin penimbunan harta itu sendiri.

Sementara memberikan zakat kepada lembaga-lembaga amil zakat yang ada saat ini juga bukan penyelesaian. Bahwa masyarakat kurang mempercayai mereka, itu satu hal. Dalam kenyataannya berapa banyak porsi zakat yang dihimpun oleh LAZ dan BAZ yang langsung dibagikan kepada yang berhak secara tunai? Kebanyakan uang zakat saat ini justru ditahan, diakumulasikan, lalu dijadikan aneka program: entah pendidikan, entah kesehatan, entah permodalan, dan sebagainya. Mereka juga tak peduli dengan zakat harta lain, hasil pertanian, perkebunan, dan peternakan.

Penerima zakat telah ditetapkan oleh Allah SWT, tidak untuk program, tidak untuk administrasi, tidak untuk institusi, termasuk masjid sekalipun. Harta zakat sepenuhnya untuk seseorang (yang berhak). Secara syar'i pengumpul zakat tidak berhak atas penentuan peruntukan harta zakat. Hak itu sepenuhnya ada pada para mustahik. Tugas amil hanya menariknya dari kaum berpunya, dan membagikannya kepada yang berhak, segera dan secara tunai, dalam bentuk Dinar emas dan Dirham perak, serta harta (pertanian, peternakan, perkebunan) lainnya.

Pertanda bahwa sedekah telah subur dan riba telah punah adalah banyaknya orang-orang yang membayarkan zakatnya dalam alat bayar yang benar tersebut di atas, setiap hari, sepanjang tahun, dan dengan cara yang benar, yakni ditarik oleh para pemimpin Muslim (amir) setempat. Tata kelola zakat yang benar ditandai dengan adanya Baitul Mal di berbagai tempat di bawah amir-amir kaum muslim tersebut, menyantuni fakir-miskin dan mustahik lain secara tunai, dan terus-menerus, karena zakat ditarik dan dibagikan dengan tiada hentinya.

Para amir itu, atau petugas yang ditunjuknya, yang akan mendatangi mustahik, dan menyerahkan harta zakat yang jadi hak mereka. Bukan membagi kupon, meminta mereka datang berduyun-berdesakan, saling berebut, entah uang receh entah sembako. Juga bukan dengan mengakumulasikannya, menyusun program, dan melaksanakannya, sementara si papa dan miskin, hanya menerima remah-remahnya.

Tulisan sudah dimuat di Republika

8 September 2010

The Fed: Penguasa Amerika yang Sebenarnya

Sufyan al Jawi - Numismatik Indonesia
Federal Reserve adalah Bank Sentral Amerika Serikat yang sangat berpengaruh di seluruh dunia

Seorang mubaligh terkemuka, KH.Zainudin MZ pernah berseloroh: "Israel adalah Yahudi kecil, dan Amerika adalah Yahudi besar". Perkataan ini memang benar dan sesuai kenyataan. Saat ini, dunia internasional mempertontonkan ketidakberdayaan umat Islam atas keangkuhan Israel - Yahudi kecil, yang telah semena-mena memenjarakan 1,5 juta orang penduduk Gaza Palestina. Bahkan mereka - Yahudi kecil, dihadapan mata dunia berani terang-terangan membantai para relawan di kapal Mavi Marmara yang memimpin 6 kapal dalam konvoi Freedom Flotilla yang mengangkut bantuan kemanusiaan ke penjara terbesar di dunia modern - Jalur Gaza.

Gaza laiknya sebuah getto raksasa yang dirancang bukan hanya untuk mengisolasi penduduknya, tapi juga mereka (Yahudi kecil) perlahan-lahan ingin membunuh orang-orang di dalamnya dengan menciptakan krisis: pangan, air, kesehatan, pendidikan, dan meningkatnya angka pengangguran. Setiap ada kesempatan, Yahudi kecil ini, menyerang penduduk Gaza dengan memborbadir dan menembaki siapa saja, manusia yang mereka jadikan target kebengisan mereka, sesuka nafsu mereka, tanpa ampun tanpa pandang bulu. Setiap kali serdadu Israel menyerbu Gaza, pohon-pohon dan ladang-ladang pun turut pula dihancurkan. Hewan ternak, seperti domba, sapi bahkan unggas pun mereka bantai, dan dibiarkan mati membusuk menjadi bangkai. Semua itu mereka lakukan sebagai metode penciptaan krisis pangan.

Mereka pun mengkebiri kehidupan para pegawai pemerintahan Palestina yang bekerja di sana, dengan menahan berbulan-bulan upahnya, lewat kiriman uang pemerintah Palestina yang disita oleh serdadu Israel atau bahkan karena diembargo oleh kufar Barat - Eropa dan Amerika. Alasan konspirasi ini, Yahudi kecil (Israel) dengan Yahudi besar (Amerika) karena Pemerintahan Hamas adalah pemerintahan kaum teroris. Dan kita tahu, siapa yang sebenarnya teroris?

Sekali lagi, penulis hanya bisa miris, bersedih dan menjerit dalam hati, betapa hina dan rendahnya harga diri umat Islam yang konon kini telah berjumlah lebih dari satu milyar orang! Lalu di mana kita semua saat saudara kita teraniaya bertahun-tahun, dan kita telah menyaksikannya di depan mata kita tanpa ada pembelaan yang berarti? Ternyata kita semua lagi asyik, khusyu dengan urusannya masing-masing!

Ada yang khusyu bekerja terus menerus menumpuk-numpuk carik-carik bergambar (uang kertas) padahal itu adalah wasilah Riba! Ada yang sibuk beribadah, berzikir dan wirid hingga mereka lupa diri (mabok), yang katanya mabok karena kecintaan kepada Allah? Ada yang sibuk terus menerus menuntut ilmu fiqih, mengurai hadits-hadits, ini shahih itu maudhu, tetapi semuanya tidak mereka terapkan (amalkan) dalam kehidupan nyata. Ada yang sibuk - katanya 'berjihad?' melalui demokrasi dan terlibat dalam parlemen, yang dengan setia menjegal hukum Allah!

Siapa Menguasai AS?

Pertanyaannya: kenapa Yahudi begitu kuat terhadap umat Islam? Padahal jumlah mereka sangat sedikit dan dilaknat Allah, sedangkan kita umat Islam sangat besar jumlahnya dan katanya dicintai Allah? Berikut ini gambaran bagaimana Yahudi membangun basisnya di Amerika setelah mereka berhasil mempecundangi dunia Barat - Eropa. Kegundahan Prof. Richard Claproth yang ditulis dalam kertas kerja berjudul "U.S Government Bankruptcy Proceedings" menerangkan dengan detail bagaimana konspirasi Yahudi menguasai Amerika Serikat. Inilah salinannya:

Sebelum 1913, Pemerintah AS memperoleh dana dari tarif impor. Saat itu belum ada pajak terhadap warga AS. Mata uang Amerika dibuat dari logam asli (koin emas & perak) atau uang kertas dolar yang dihargai dan bisa dikembalikan sebagai logam (gold dolar notes dan silver dolar notes).

Pada tahun 1913, para bankir memutuskan bahwa telah terjadi kekurangan mata uang di AS, dan pemerintah tidak bisa menerbitkan mata uang lagi karena semua emas cadangannya telah terpakai. Agar ada sirkulasi tambahan uang, sekelompok orang mendirikan satu bank yang dinamakan "The Federal Reserve Bank of New York" yang kemudian hari populer disingkat The Fed. Kemudian The Fed menjual stok emas yang dimiliki, dan dibeli oleh mereka sendiri senilai US$ 450 juta lewat Rothschild Bank of London, Rothschild Bank of Berlin, Warburg Bank of Hamburg, Warburg Bank of Amsterdam (milik keluarga Warburg yang mengontrol German Reichsbank bersama keluarga Rothschild), Israel Moses Seif Bank of Italy, Lazard Brothers of Paris, Citibank, Goldman & Sach of New York, Lehman & Brothers of New York, Chase Manhattan Bank of New York, dan Kuhn & Loeb Bank of New York.

Karena bank-bank tersebut memiliki cadangan emas yang besar, maka kelompok bank tersebut dapat menerbitkan mata uang dengan jaminan emas yang mereka miliki. Dan mata uang kelompok ini disebut "Federal Reserve Notes". Bentuknya sama dengan mata uang Amerika dan masing-masing dapat saling tukar. Untuk membayar bunga atas utang negara, pemerintah AS menciptakan pajak pendapatan - income tax. Dengan kaitan ini, sebenarnya warga negara AS membayar bunga kepada The Fed, yang secara de facto sejak 1913 mereka sudah tidak merdeka lagi. Karena seluruh income tax yang terkumpul dibayarkan ke Federal Reserve sebagai bunga atas pinjaman.

Awal tahun 1929, The Fed berhenti menerima uang emas sebagai pembayaran. Yang berlaku hanya 'uang resmi. The Fed mulai menarik uang kertas yang dijamin emas dari sirkulasi, dan menggantinya dengan 'uang resmi. Sebelum tahun 1929 berakhir, ekonomi Amerika mengalami malapetaka depresi besar 'The Great Depression. Tahun1931, Presiden AS, Hoover mengumumkan kekurangan budget sebesar US$ 920 juta.

Tahun 1932, Amerika menjual emas senilai US$ 750 juta yang digunakan untuk menjamin mata uang Amerika. Ini sama dengan 'penjualan likuidasi sebuah perusahaan bermasalah. Emas yang dijual ini dibeli dengan diskon oleh bank internasional (asing), dan pembelinya adalah para pemilik The Fed di New York. Pada sisi lain, secara diam-diam, Roosevelt mendapat sokongan dana besar dari para bankir Yahudi untuk biaya kampanye presiden.

Roosevelt mengalahkan Hoover dalam pemilu Presiden tahun 1932. dalam sambutannya, Roosevelt mengatakan: "satu-satunya hal yang harus kita takutkan adalah ketakutan itu sendiri". Roosevelt melakukan serangkaian keputusan untuk melakukan reorganisasi pemerintah AS sebagai suatu perusahaan. Perusahaan ini kemudian mengalami kebangkrutan. AS bangkrut karena tidak mampu membayar bunga akibat berhutang kepada Federal Reserve. Akibat bangkrutnya AS, maka bank-bank yang merupakan pemilik The Fed sekarang memiliki SELURUH Amerika, termasuk warga negaranya dan aset-asetnya! Amerika mengalami bentuk penjajahan yang sempurna. Negara USA adalah anak perusahaan Federal Reserve. Sehingga tidaklah mengherankan bila pemerintah AS selalu membela kepentingan Yahudi di tanah jajahan mereka di Palestina.

Seminggu kemudian, di Parlemen, dilakukan tuntutan impeachment terhadap anggota-anggota dari Dewan Federal Reserve. Mereka, agen-agen Federal Reserve dan para manajer dari Departemen Keuangan AS dituduh telah melakukan kejahatan luar biasa dan penyalahgunaan wewenang, termasuk pencurian lebih dari US$ 80 juta pertahun selama lima tahun (total US$ 400 juta). Namun impeachment ini kandas di tengah jalan, mirip seperti kandasnya kasus Bank Century di negara kita.

Perampasan Harta Warga Negara

Tahun 1934, Presiden Roosevelt memerintahkan seluruh bank di Amerika untuk tutup selama satu minggu, dan menarik emas juga uang kertas yang di back up emas dari masyarakat, lalu menggantinya dengan uang kertas yang dicetak Federal Reserve. Tahun itu dikenang sebagai 'Libur Bank Nasional. Rakyat mulai menahan emasnya, karena mereka tidak mau menggunakan kertas tak bernilai yang dipaksakan 'seolah-olah uang. Karena hal itu Roosevelt murka, dan mengeluarkan perintah bahwa setiap warga negara dilarang memiliki emas, karena ilegal. Emas dan perak dicantumkan sebagai barang haram seperti narkotika! Para hamba hukum melakukan razia besar-besaran, dan menggeledah orang-orang yang memiliki emas dan perak, yang diperlakukan laiknya kriminal. Mereka menyita emas dan perak yang ditemukan di masyarakat.

Pada saat itu, rakyat yang ketakutan, berbondong-bondong menukar emasnya dengan sertifikat (bond) bertuliskan I.O.U yang ditanda tangani oleh Morgenthau, Menteri Keuangan Amerika. Setiap warga AS yang menukarkan emasnya menerima kompensasi $ 20,67 / troy ons. Dalam waktu singkat Pemerintah Federal berhasil meraup 5 juta troy ons emas (155,5 ton), yang segera dilebur menjadi batangan. Taklama kemudian, The Fed mendevaluasi uang kertas menjadi $ 35 / troy ons emas. Hal ini merupakan perampokan emas terbesar yang terjadi dalam sejarah umat manusia. Pada tahun 1976, Presiden Jimmy Carter mencabut aturan ini.

Tahun 1963, Presiden John F Kennedy memerintahkan Departemen Keuangan AS untuk mencetak uang koin perak. Langkah ini mengakhiri kekuasaan Federal Reserve dengan memiliki uang sendiri, maka rakyat Amerika tak perlu membayar bunga atas uangnya sendiri. Lima bulan setelah perintah itu dikeluarkan, Presiden Kennedy mati dibunuh! Presiden Johnson yang ketakutan, membatalkan keputusan Presiden Kennedy, kemudian menarik mata uang perak dari peredaran untuk dimusnahkan. Pada hari yang sama ketika Kennedy dimakamkan, The Fed mengeluarkan uang 'no promise yang pertama. Dalam teks yang tercantum pada uang kertas, The Fed tidak menjanjikan bahwa mereka akan membayar apapun, kecuali kertas itu sendiri. Uang kertas dolar adalah murni alat tanda pembayaran, dan nilai tukarnya tidak dijamin oleh The Fed.

Presiden Ronald Reagen merencanakan memperbaiki pemerintahan AS sesuai aturan konstitusi. Ia di tembak beberapa bulan kemudian di tahun 1981 oleh anak dari teman dekatnya, Wakil Presiden George Bush. Namun Reagen luput dari maut. Akhirnya Ia menunda keinginannya tersebut, baru pada masa pemerintahannya yang kedua, Reagen di tahun 1987 mulai merealisasikan perbaikan pemerintahan, namun tidak didukung oleh pejabat pemerintah AS lainnya.

Henry Ford pernah berkata: "Barangkali ada bagusnya rakyat Amerika pada umumnya tidak mengetahui asal-usul uang, karena jika mereka mengetahuinya, saya yakin esok pagi akan timbul revolusi" Pada hari ini rakyat Amerika sudah tidak lagi mempercayai uang kertas dolar. Diantara mereka ada yang telah paham bagaimana konspirasi Yahudi telah menguasai Amerika. Lalu orang-orang yang telah paham ini membangun Liberty dollar, yaitu uang dolar berupa koin emas yang diedarkan sebagai 'uang sungguhan'. Langkah mereka ini coba diredam oleh FBI dengan memberangus markas Liberty dollar, namun pengadilan memenangkan pihak Liberty dollar. Dampak dari serbuan ini, pengguna Liberty dollar menjadi surut nyalinya.

6 September 2010

Tutup Operasional

Terhitung hari selasa dan tanggal 7 september 2010, Wakala Rashanah menghentikan sementara kegiatan operasionalnya terkait iedul fitri, tidak melayani segala kegiatan penukaran serta buyback. Wakala Rashanah akan beroperasi kembali hari senin tanggal 27 september 2010.
Keluarga besar Wakala Rashanah Mengucapkan Selamat Iedul Fitri 1431 H.


dinar, emas

3 September 2010

Awali Pilot Project Zona Dinar Dirham

Sufyan al Jawi - Numismatik Indonesia
Zona Dinar Dirham merupakan Kawasan yang menerima dinar dan dirham sebagai alat tukar secara meluas

Seperti kita ketahui bahwa di negeri kita, Indonesia, dinar dirham bukanlah Legal Tender (alat pembayaran yang sah menurut Undang-undang). Status dinar dirham sendiri ? menurut hukum sekuler di Republik ini - laiknya alat pengganti pembayaran yang diselenggarakan oleh swasta, seperti: cek dan warkat giro, kartu elektronik, voucher belanja, valuta asing (dolar, euro, riyal, yen) dan koin permainan hiburan anak-anak. Sedangkan menurut Allah SWT dan RasulNya, dua sejoli logam mulia ini, adalah alat muamalah sesuai syariat, karena terkandung di dalamnya hak dan kewajiban, antara lain zakat dalam rukun Islam. Maka itu, dinar dirham hanya digunakan untuk transaksi yang halal dan ma'ruf saja!

Terkait penegakkan tauhid dan muamalah, dinar dirham merupakan jantung dari berfungsinya kembali amal, sebagaimana yang telah ditegakkan oleh para pendahulu kaum muslimin ? salafus shalih. Untuk itu penggunaan kembali nuqud nabawi ini sudah seharusnya kita tegakkan, tentunya dimulai dengan proses sosialisasi. Karena dinar dirham sendiri, di Indonesia, merupakan adat tradisi budaya luhur bangsa yang wajib dilestarikan keberadaannya. Sosialisasi penggunaan dinar dirham di masyarakat saat ini terdiri atas 5 (lima) model. Dengan tentunya, keunikan dari tiap model yang diterapkan tersebut. Yang kesemuanya saling ada keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, saling menunjang ? melengkapi. Modelnya antara lain:

  1. JAWARA (Jaringan Wirausaha Pengguna Dinar Dirham), yaitu pengusaha warung, toko, kedai, bengkel, balai kesehatan, jasa, pebisnis, lembaga sosial dan sebagainya. Mereka menerima pembayaran dalam bentuk dinar dirham, yang berada dalam lingkungan yang berbeda-beda, bahkan saling berjauhan antara satu Jawara dengan Jawara lainnya. Yang secara mandiri, dengan inisiatif masing-masing secara individu atau kelompok menggunakan dan menerapkan harga barang atau jasa yang diperdagangkan dengan hitungan dalam unit dinar dirham.

  1. FHP (Festival Hari Pasaran Dinar Dirham), yaitu sebuah pasar yang menggunakan dinar dirham, berbentuk festival, para pedagangnya terbebas dari segala macam pungutan pajak (sewa tempat, retribusi, uang jago), dan biasanya diselenggarakan hanya beberapa hari saja. Panitia FHP adalah al wakil (wakala) yang berkoordinasi dengan amirat setempat. Di pasar ini pula, zakat mal berupa dinar dirham dibelanjakan oleh para mustahik yang sebelumnya telah menerima haqnya, agar mereka dapat merasakan kebahagian bermuamalah sesuai sunnah.

  1. KAMPUNG JAWARA Dinar Dirham, yaitu sebuah wilayah yang terdapat berbagai jenis usaha, seperti: warung, toko, kedai dan pengusaha yang menerima dinar dirham. Di wilayah ini sedikitnya terdapat 5 (lima) pengusaha / pedagang (Jawara) setempat yang beroperasi setiap harinya. Meskipun terbilang kecil, kawasan ini cukup efektif bagi sosialisasi penggunaan dinar dirham kepada masyarakat luas. Sebab masyarakat, minimal di daerah tersebut sudah meyakini bahwa dinar dirham benar-benar berlaku laiknya mata uang sehari-hari.

  1. ZONA (WISATA) DINAR DIRHAM, setelah sebuah kampung Jawara terdapat sangat banyak pengusaha / pedagang yang menggunakan dinar dirham, misal: di Cilincing Jakarta Utara yang telah terdapat 30 pedagang penerima nuqud nabawi, maka sudah sepatutnya dibentuk zona dinar dirham, misalnya bertajuk wisata kuliner, atau wisata lainnya. Sebagai zona wisata dinar dirham, wisatawan diundang agar berkunjung ke zona ini, tentunya berharap agar mereka membelanjakan dinar dirham untuk menambah sirkulasi nuqud nabawi di wilayah ini.

  1. IMARET, yaitu kawasan terpadu yang berstatus waqaf, tentunya digunakan untuk menopang muamalah. Di dalam kawasan Imaret terdapat: Masjid, pasar, pergudangan, rumah singgah, madrasah, baitulmal, rumah sakit, sentra industri kecil, pemakaman umum dan sebagainya. Untuk membentuk zona ini membutuhkan dana yang sangat besar dan manajemen pengelolaan yang handal. Meski demikian, zona Imaret harus tetap diwujudkan. Karena disitulah letak dan fungsi waqaf dapat diterapkan dengan sempurna, saling terkait dan saling menopang, antara satu waqaf dengan waqaf lainnya, semuanya dalam pengawasan seorang amir sesuai syariat sebagaimana muamalah ala minhaj nubuwah (muamalah cara Nabi Muhammad SAW dan para Sahabat). Imaret adalah parameter dari tegaknya peradaban Islam.

Dari kelima model tersebut, kini di Cilincing sedang dikembangkan kampung Jawara menjadi zona (wisata) dinar dirham. Karena di sana ? sebagian masyarakatnya mulai menerapkan muamalah dengan nuqud nabawi dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya untuk bertransaksi jual beli barang dan jasa, sedekah, waqaf, zakat (meski baru menerima saja), qiradhul hasan (permodalan kebajikan), tabungan, mahar, hadiah, upah (gaji), sewa menyewa (rumah, perahu, mobil) dan sebagainya. Zona ini adalah suatu model yang ideal untuk diterapkan saat ini, meniru apa yang telah dilaksanakan di Kesultanan Kelantan, Malaysia, namun dalam skala yang sederhana. Dengan pertimbangan:

    1. Zona Dinar Dirham merupakan penggerak berlakunya dinar dirham di masyarakat secara paripurna, laiknya mata uang syariah (alat muamalah) sehari-hari, sambil menopang berdirinya Imaret di kemudian hari.

    1. Penyelenggaraan zona ini, dari segi biaya pembangunannya tidak terlalu berbeda dengan FHP. Biayanya sekitar 2-3 dinar, tetapi melibatkan ratusan bahkan ribuan pedagang / pengusaha untuk berpartisipasi. Dan yang terpenting, zona ini memanfaatkan fasilitas yang sudah ada di masyarakat setempat. Menghidupkan amal muamalah yang telah mereka pelajari sebelumnya, di majelis ilmu, menjadi penerapan amal sehari-hari.

    1. Untuk menghidupkan Zona dinar dirham ini, ada dua jalan, yaitu: pertama, mengajak pelanggan wakala (warga setempat) untuk berpartisipasi menggunakan dinar dirham yang mereka miliki untuk muamalah sehari-hari. Dan yang kedua, mengundang pemilik dinar dirham dari tempat lain untuk berwisata dan membelanjakan dinar dirham mereka.

    1. Pembangunan Zona ini murah meriah (3-4 dinar/wilayah), sangat cocok dan mudah dikembang kan di seluruh pelosok Indonesia. Hanya memerlukan keseriusan dari para amir, muqadim, al wakil dan kaum muslimin yang bercita-cita mewujudkan amal muamalah ala minhaj nubuwah, tentunya dimulai dengan tahapan-tahapan seperti diatas (FHP - Kampung Jawara - Zona Dinar Dirham). Tahapan-tahapan ini di Cilincing sendiri, memerlukan waktu 8 (delapan) bulan dalam prosesnya.

Bersama ini kami mengajak kaum muslim, yang tergerak hatinya, dan ingin mewujudkan kembali peradaban Islam di era modern ini, dapat mempelajari apa yang sudah kami usahakan, atau silahkan mengundang kami untuk berbagi pengalaman di tempat tinggal Anda. Karena Allah SWT sesungguhnya telah menyempurnakan Islam ketika Rasulullah SAW masih hidup (amal madinah), dan Islam sangatlah mudah untuk diterapkan, kapan pun dan dimana pun, tak pernah ketinggalan zaman dan selalu abadi keagungannya. Ingatlah bahwa, Ilmu dipelajari untuk diamalkan (diterapkan) bukan untuk diwacanakan!

Catatan BMN:

Untuk mengembangkan Zona Dinar Dirham I di Cilincing diperlukan dana 4 Dinar, saat ini telah terkumpul sekitar 25%-nya. Dana yang masih dibutuhkan adalah 2.5 Dinar lagi (setara sekitar Rp 4.5 juta). Diharapkan darmawan Muslim dapat membantu memenuhi kebutuhan dana ini dengan sedekahnya, yang dapat dikirimkan melalui BMN.

Tabel 1. Kebutuhan dan Dana tersedia Pengembangan Zona Dinar Dirham Cilincing

No

Daftar Kebutuhan (dalam 1000)

Sedekah Diterima

Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

Sewa Tenda dan Sound System Rp 700

Spanduk (10 buah) Rp 1200

Bambu dan Tali Rp 100

Papan Nilai Tukar ( 3 bh) Rp 500

Brosur dan selebaran Rp 500

Stiker JAWARA (1000 lb) Rp 1500

Stasionari dan administrasi Rp 200

Honor Muhtasib/Relawan Pasar Rp 1250

  1. bln x 2 orang x 6 Dirham)

Bpk Abdarahman Rachadi

Bpk Zaim Saidi

Bpk Hardiawan T

Bpk Malik Abdalhaq

Bpk Sufyan al Jawi

Bpk Deni

Rp 180

10 Dirham

1 Dinar emas

5 Dirham

Rp 200

1 Dirham


Total Rp 6000 (setara 4 Dinar)

Total (dalam Dinar, pembulatan)

1.6 Dinar

Selain keperluan untuk biaya persiapan, dari Baitul Mal Nusantara akan disalurkan zakat mal untuk dibagikan kepada masyarakat dhuafa di sekitar Zona, saat ini telah dicadangkan 200 Dirham perak. Namun bila ada kaum Muslimin yang juga hendak menambahkan santunan yang dibagikan ini dapat memberikannya lewat Baitul Mal Nusantara.

Kegembiraan di FHP Tanah Baru II

Untuk kedua kalinya FHP diadakan di Tanah Baru, Depok. Masyarakat semakin terbiasa bertransaksi dengan Dirham perak.

"Saya senang sekali bisa ikut FHP lagi," ujar Ibu Iis dengan agak terengah-engah tapi dengan nada gembira. Pagi itu ia datang agak terlambat, karena informasi tentang pasar ini baru ia dapat pagi harinya. Alhasil ia hampir tidak kebagian tempat berjualan, maka ia gelar saja tikar plastik untuk dagangan mainannya, di "emper"� kios Arofah, bersebelahan dengan tempat parkir motor arena FHP Tanah Baru. Sejenak kemudian seorang ibu tampak membelikan dua anak balitanya mainan truk tangki mixer cor semen dan halikopter mini, seharga 1 Dirham. Sebelumnya ia pernah jualan di FHP MUI, Depok, beberapa bulan lalu.

Secara bergelombang pengunjung FHP Tanah Baru datang bergantian, pada umumnya pengunjung membeli kebutuhan pokok sehari-hari�: beras, minyak goreng, dan gula. SAI Mart, toko serba ada yang baru saja beroperasi di Sekolah Alam Indonesia (SAI), membuka gerai, menjual sembako dan keperluan dapur lain, termasuk margarin, kecap, sardine, tepung terigu, hingga cukup banyak "diserbu" pembeli. Dan karena ini di bulan Ramadhan, kurma dan sirup, adalah barang dagangan lain yang laris manis terjual. Dan kue-kue kering, nastar, putri salju, kacang Bogor, onde-onde ciplus, dan lain-lain, selain lauk matang�: mulai dari pepes ikan kembung, ayam bakar, ikan bilis pedas, dan lain-lain.

FHP Tanah Baru ini memang sudah untuk yang kedua kalinya. Jadi, masyarakat sekitar sudah agak familiar. Yang juga menggembirakan adalah kehadiran pedagang-pedagang yang berbeda dari FHP sebelumnya. Ada yang mendengar dari kawan yang pernah ikut FHP sebelumnya, ada juga yang mengetahuinya melalui internet.

Dengan ruangan yang tak terlalu luas, dengan 17 pedagang saja FHP Tanah Baru II terasa agak padat, apalagi sebagian lahan terpakai untuk parkir motor. Beberapa pedagang berbagi meja dan tempat untuk menaruh barang dagangannya. Tetapi semuanya melakukannya dengan senang hati. Menjelang waktu asar pengunjung berangsur berkurang. Tak lama sesudah asar praktis semua pedagang telah menutup gerainya, hingga ada beberapa pengunjung yang kecele, karena datang terlalu sore.

Seperti biasanya pada FHP Tanah Baru II ini, pihak Baitul Mal Nusantara, bersama Dompet Dhuafa Republika, membagikan zakat mal bagi warga sekitar pasar. Kali ini jumlah zakat mal yang dibagikan di Tanah Baru adalah 172 Dirham.