Kelantan, Malaysia, 18 Agustus 2010
Slogan "Kelantan the Land of Dinar and Dirham" terpampang di seantero negeri. Babak baru Dinar Dirham telah dimulai.
Siang itu, Selasa 1 Ramadhan 1431 H atau 11 Agustus 2010 , sebagian tamu undangan tampak mulai berdatangan di bandara Kota Baharu, Kelantan, untuk menghadiri acara peluncuran Dinar dan Dirham Kelantan, esok harinya, 2 Ramadhan 1431 H. Di bandara tampak sejumlah laki-laki mengenakan kaos hitam dengan gambar koin Dinar dan Dirham, di bagian dadanya, dengan tulisan "Kelantan the Land of Dinar Dirham: Mata Wang Syariah." Siapakah mereka, anggota panitia penyelenggara kah?
Bagitu keluar dari bandara, sesampai di halaman luar, tahulah kita, mereka yang berkaos hitam bergambar Dinar dan Dirham itu, ternyata adalah para pengemudi taksi. Di bagian kaca depan taksi-taksi mereka tertempel stiker lain, menggambarkan tiga buah koin dengan warna-warna perak, emas, dan tembaga, dengan tulisan "We Accept Dinar Dirham." Itulah stiker WIM (World Islamic Mint) yang menunjukkan bahwa ongkos taksi tersebut dapat dibayar dengan Dinar atau Dirham!
Sepeninggal areal bandara, menuju pusat kota, barisan banner penanda peluncuran Dinar dan Dirham, terpampang di sepanjang jalan. Pemerintah Negeri Kelantan juga memasang billboard raksasa sebanyak sekurangnya 30 buah, di setiap perbatasan distrik kota. Peristiwa ini, bagi warga Kelantan khususnya, memang telah lama dinanti-nantikan. Sejak empat tahun lalu, 2006, Pemerintah Kelantan sebenarnya telah mulai menerbitkan Dinar - tanpa Dirham - tetapi masih dalam sekala kecil, dan tidak secara resmi.
Kini, situasinya berbeda, Pemerintah Kelantan secara khusus mendirikan institusi resmi untuk menerapkan Dinar Dirham ini, yaitu Kelantan Golden Trade (KGT) Sdn. Bhd.. Sebagai CEO KGT telah diangkat Profesor Umar Ibrahim Vadillo, yang dikenal sebagai "Bapak Dinar Dirham" itu, didampingi oleh Nik Mahani, yang semula dikenal sebagai salah satu arsitek perbankan Islam di Malaysia, yang kini sepenuhnya hijrah, sesudah menyadari kekeliruan perbankan syariah. "Saya bertaubat, dan mohon ampunan dari Allah SWT atas segala langkah keliru saya di masa lalu," ujar Nik Mahani, suatu kali.
Di hadapan sekitar 400 undangan yang datang dari berbagai negara, Nik Muhammad Aziz, Menteri Besar Kelantan, didampingi oleh Menteri Keuangan Kelantan, Datuk Hosam Musa, meresmikan peluncuran Dinar Dirham Kelantan. Peresmian mata uang syariah ini ditandai dengan beberapa contoh penerapan Dinar dan Dirham. Ada pembayaran zakat, ada transaksi jual beli, ada pula pembayaran gaji (mulai saat itu 25% gaji pegawai negeri Kelantan akan dibayarkan dalam Dinar emas) - semuanya dengan Dinar dan Dirham. Saat itu juga diserahkan piagam dan stiker WIM kepada sejumlah orang, mewakili 1000 pedagang yang telah mengawali penerimaan Dinar dan Dirham di Kota Baharu.
Tamu-tamu undangan dari luar negeri yang tampak hadir, antara lain, adalah Ketua WIM, Abu Bakr Rieger, Direktur e-Dinar, Habib Dehinden, Direktur Masjid Granada Abdulhasib Castiniera, dan Datu Bendahara (Perdana Menteri) Kesultanan Sulu, Datu Albi Ahmad Julkarnain. Dari Indonesia hadir juga Direktur WIN, Bpk Zaim Saidi, bersama Wakil Direktur WIN, Bpk Abdarrahman Rachadi. Masing-masing, secara ringkas, memberikan sambutan atas peristiwa bersejarah ini. Hadir juga tamu dari Banglades, Pakistan, Singapura, dan Kazakhstan.
Kehadiran Dinar Dirham Kelantan ini telah membawa babak baru peredaran mata uang syariah ini, menuju berlakunya Dinar dan Dirham sebagai mata uang internasional. Tidak berapa lama lagi langkah Kesultanan Kelantan tampaknya akan diiuktioleh beberapa negara
bagian lain di Malaysia, seperti Kedah dan Selangor. Di Indonesia resonansinya telah sampai ke Pemda NAD Aceh, yang telah menyatakan niatnya untuk mencetak Dinar dan Dirham Aceh.