Tagline baru Dinar Dirham, Bebas Riba, Bebas Inflasi dan Bebas Rayap.
Itulah yang terjadi di Lucknow, India, dimana sejumlah uang yang tersimpan rapat didalam brankas dengan penjagaan ketat, ternyata luruh hancur dimakan rayap. Bila selama ini makan sepuasnya dengan harga flat hanya pada restoran tertentu, kali ini layak layak pula bank tersebut mencantumkan slogan baru khusus para rayab tentunya "all you can eat buffet at the bank".
Wakala Rashanah bertugas melayani pendistribusian dan penukaran dinar dirham, dengan fokus pada muamalah dan merupakan dari Wakala Induk Nusantara. Tinggalkan dan jauhi riba. Mari gunakan dinar dirham untuk transaksi muamalah dan tunai zakat. Uang kertas, bunga bank dan sistem perbankan adalah ilusi perusak muamalah
25 April 2011
9 April 2011
LAWAKAN PARA POLI"TIKUS"
Tewasnya Irzen Octa , sekretaris umum partai pemersatu bangsa ("?"), membuat para politikus di gedung "rakyat" geram. Bahkan mereka sudah bertindak jauh melebih tugasnya dengan mengadakan "pengadilan semu" dengan memanggil para petinggi citibank yang bahkan tidak bisa berbahasa indonesia. Bahkan beberapa wakil melakukan tindakan protes dengan mengembalikan kartu kredit citibank.
5 April 2011
Dengan Nuqud Lupakan Nominal
Dalam masa transisi, bertransaksi dengan Dinar dan Dirham acap membingungkan, kalau mengacu angka nominal. Harusnya mengacu pada kesetaraan nilai suatu benda.
Itulah yang al-wakil katakan kepada pak Mansuri, rekan kerja al-wakil yang menawarkan produk herbal senilai Rp.100.000,-. Saat itu al wakil menawarkan pembayaran dengan 2 keping 1 dirham tetapi sempat ditolak karena melihat nilai dirham yang masih Rp.46.300, sehingga dengan 2 keping dirham baru mendapat Rp.92.600. Walaupun sebenarnya pak Mansuri sudah mendapat untung, karena modal pa Mansuri masih jauh dibawah itu, tapi pak Mansuri masih hendak mengambil harga Rp.100.000,
Setelah dijelaskan kegunaan nuqud dirham dan jangan memandang nominal uang FIAT lagi, karena nilai-nilai tersebut adalah tipuan semua dari RIBA, akhirnya pak Mansuri bersedia menjual obat herbalnya setelah ditawar dengan nilai 2 dirham tadi.
Itulah yang al-wakil katakan kepada pak Mansuri, rekan kerja al-wakil yang menawarkan produk herbal senilai Rp.100.000,-. Saat itu al wakil menawarkan pembayaran dengan 2 keping 1 dirham tetapi sempat ditolak karena melihat nilai dirham yang masih Rp.46.300, sehingga dengan 2 keping dirham baru mendapat Rp.92.600. Walaupun sebenarnya pak Mansuri sudah mendapat untung, karena modal pa Mansuri masih jauh dibawah itu, tapi pak Mansuri masih hendak mengambil harga Rp.100.000,
Setelah dijelaskan kegunaan nuqud dirham dan jangan memandang nominal uang FIAT lagi, karena nilai-nilai tersebut adalah tipuan semua dari RIBA, akhirnya pak Mansuri bersedia menjual obat herbalnya setelah ditawar dengan nilai 2 dirham tadi.
4 April 2011
UU Mata Uang dan Redenominasi untuk Siapa?
Sufyan al Jawi - Numismatik Indonesia
(R)UU Mata Uang, yang saat ini sedang diparipurnakan di DPR, harus bertujuan memperkuat penggunaan uang rupiah di negeri ini.
Apalagi sejak era 1980-an, mata uang kertas asing telah mengambil alih peran rupiah di banyak tempat di negeri kita. Tak hanya di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga saja, ironisnya di berbagai kotapun mata uang kertas asing mendominasi beberapa item transaksi bisnis. Sebut saja dolar AS, yang menjajah perekonomian kita, baik itu secara langsung maupun secara terselubung.
(R)UU Mata Uang, yang saat ini sedang diparipurnakan di DPR, harus bertujuan memperkuat penggunaan uang rupiah di negeri ini.
Apalagi sejak era 1980-an, mata uang kertas asing telah mengambil alih peran rupiah di banyak tempat di negeri kita. Tak hanya di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga saja, ironisnya di berbagai kotapun mata uang kertas asing mendominasi beberapa item transaksi bisnis. Sebut saja dolar AS, yang menjajah perekonomian kita, baik itu secara langsung maupun secara terselubung.
Langganan:
Postingan (Atom)