Allhamdulillah, 25 November 2011 lalu menjelang tutup tahun Hijriah 1432, di jakarta, al wakil sempat menghadiri momen silahturhami dengan tema Ngobrol Asik Dinar dan Dirham.
Karena itu yang diperlukan saat ini, umat Muslim harus merangkul saudara seIman dan merapatkan barisan dalam shaft-shaft membentuk barisan yang rapat. Insha Allah, dengan rapatnya komunitas - komunitas Muslim membentuk benteng-benteng ekonomi yang saling mendukung dapat menjadi solusi dari persoalan klasik Umat saat ini.
Salah satu pembicaraan dalam Ngobrol Asik Dinar dan Dirham ini adalah upaya pengembalian ke semua (lima) pilar muamalat dimana satu yang dibahas adalah adalah kembalinya gilda-gilda (guilds) atau perkumpulan para produsen, dimana bila dalam sistem RIBA, adalah, dari 10 produsen, semuanya diberi hutang untuk berproduksi, karena sistem hutang ke-10 produsen ini akan saling berkompetisi dan memakan satu sama lain, tetapi dalam Muamalah Islam, ke 10 produsen ini bersatu dan akan saling berbagi produksi dari hulu sampai hilir, sehingga tidak akan tercipta konglomerasi yang menggurita.
Salah satu pembicaraan dalam Ngobrol Asik Dinar dan Dirham ini adalah upaya pengembalian ke semua (lima) pilar muamalat dimana satu yang dibahas adalah adalah kembalinya gilda-gilda (guilds) atau perkumpulan para produsen, dimana bila dalam sistem RIBA, adalah, dari 10 produsen, semuanya diberi hutang untuk berproduksi, karena sistem hutang ke-10 produsen ini akan saling berkompetisi dan memakan satu sama lain, tetapi dalam Muamalah Islam, ke 10 produsen ini bersatu dan akan saling berbagi produksi dari hulu sampai hilir, sehingga tidak akan tercipta konglomerasi yang menggurita.
Lalu permasalahan klasik mengenai permodalan yang selalu ditakutkan umat untuk berusaha pun dibahas. Dalam menggerakan wirausaha ekonomi, modal "uang" bukanlah yang utama, tetapi harus 3 yang didahulukan yaitu
1. Jujur dan Amanah
2. Kredibel dan dapat melihat peluang.
3. Silahturahmi terus menerus.
Ke-3 modal ini wajib dimiliki seorang Muslim bila ingin dapat menjadi manusia merdeka dari sistem RIBA, karena inilah kuncinya.
1. Jujur dan Amanah
2. Kredibel dan dapat melihat peluang.
3. Silahturahmi terus menerus.
Ke-3 modal ini wajib dimiliki seorang Muslim bila ingin dapat menjadi manusia merdeka dari sistem RIBA, karena inilah kuncinya.
Bila dalam sistem RIBA, modal utama adalah AGUNAN dalam mencari hutang. Insha Allah, untuk seorang Muslim, 3 modal tadi sudah cukup untuk menjadi seorang enterpreuner. Karena dalam perbincangan tersebut ditunjukan contoh-contoh amal yang sudah dijalankan dalam ber qirad dan bersyirkat menjadi pemecahan dalam persoalan modal tanpa harus menggadai diri ke BANK.
Malampun beranjak, dan seusai acara, para peserta membawa semangat yang kembali bergelora untuk maju bersama dalam satu barisan berperang menghadapi RIBA. Satu berita baikpun disampaikan untuk masyarakat SUMSEL, bahwa sedang ada perintisan wakala untuk daerah Palembang dan SUMSEL sebagai pionir dari kembalinya Muamalah di Bumi Sriwijaya.
Lindungi jamaahmu, lindungi keluargamu, dan lindungi dirimu dari RIBA.