Kemudian pasca perang salib, keluarlah nota-nota deposit yang dibackup emas dan perak. Para bankir yang melihat bahwa dari seluruh deposan yang menitip emasnya, menjadikan nota-nota tersebut sebagai alat tukar dan hanya sebagian yang dalam satu waktu menarik emas kembali, para bankir mulai melakukan kelicikan, yaitu dengan menerbitkan nota kosong tanpa backup emas. Dan itu berlaku sampai hari ini.
Tapi nota-nota kosong ini pun mempunyai kelemahan, yaitu angka nolnya tidak disukai bila terlalu banyak. Walaupun angka nol ini sebenarnya sangat menguntungkan. Contohnya daripada membayar suatu produk barang atau jasa seharga 10.000,- dengan sepuluh ribu lembar kertas bernilai satu, akan lebih efisien membayar dengan selembar kertas yang dibubuhi nominal 10.000,-. Dan masyarakat tidak menyukai hal ini, efek psikologis semakin banyak angka nol, orang terlihat semakin kaya dan harga semakin mahal.
Dan ketika hal ini dibalance ulang, yang dilakukan adalah redenominasi atau sanering. Redenominasi adalah penghilangan angka nol sebagian atau seluruhnya tetapi diharapkan nilai uang tersebut tetap (nilai seribu sama nilainya dengan satu). Sementara sanering adalah pemotongan aktual nilai dari uang tersebut, bisa 1% sampai 99% dari nilai uang tersebut (nilai seribu menjadi bernilai hanya 500).
Itulah efek dari pemakaian nota-nota kosong tanpa backup bila dijadikan alat tukar. Ketika nol nya banyak maka dikurangi atau dipotong nilainya. Dan ini akan terus bersirkulasi terus menerus.
Kondisi terparah dalam pemakaian mata uang akan ada pada masa yang akan datang, walaupun rintisannya telah dilaksanakan dari sekarang. Dengan alasan kepraktisan dan kenyamanan. Semua uang kertas dan logam akan ditarik dari dunia dan digantikan dengan sebuah chip yang akan ditanam di kartu, handphone, kartu identitas atau bahkan ditanam ditubuh. Chip ini sendiri akan diisi dengan kode-kode yang menyatakan nilai rekening yang dimiliki orang tersebut. Chip ini akan dinamakan E-Money dan rintisannya telah ada dari sekarang
Berbeda dengan kartu debit saat ini, kartu debit hanya membaca nilai dari rekening yang kita miliki dengan menukar atau merubah dari uang nyata ke dalam virutal. Dalam hal ini masih ada perubahan dari uang nyata ke uang virtual. Konsep E-Money pada masa depan adalah dari virtual ke virtual. Bank sentral akan menerbitkan uang atau kredit dalam bentuk rekening virtual dan rekening virtual ini dipaksakan sebagai alat tukar baru. Sehingga transaksi antar masyarakat adalah perpindahan rekening virtual saja yang akan terjadi, sementara bank sentral tidak perlu lagi mencetak uang.
Bagaimanakah masa depan yang akan anda pilih, dirampok terus menerus dan dimiskinkan dengan uang kertas yang sesaat lagi akan digantikan dengan uang virtual, ataukah kembali melakukan muamalat yang adil.
“Emas ditukar dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, jewawut dengan jewawut, kurma dengan kurma, garam dengan garam, harus sama dengan sama (sama beratnya/takarannya), dan dari tangan ke tangan (kontan). Maka barangsiapa menambah atau minta tambah, maka dia telah berbuat riba, yang mengambil dan yang memberi dalam jual beli ini sama saja (dosanya).”
“Emas ditukar dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, jewawut dengan jewawut, kurma dengan kurma, garam dengan garam, harus semisal dengan semisal, sama dengan sama (sama beratnya/takarannya), dan dari tangan ke tangan (kontan). Maka jika berbeda jenis-jenisnya, juallah sesuka kamu asalkan dari tangan ke tangan (kontan).”