Edukasi pengamalan Dirham dan Dinar melalui mahar telah sampai ke Desa Malingping, Serang.
Pembayaran mahar dalam Dinar emas atau Dirham perak terbukti dapat berfungsi sebagai proses edukasi kepada masyarakat yang efektif. Sebab, dalam setiap akad nikah, besarnya mahar biasanya selalu disebutkan oleh orang yang menikahkan mempelai atau pihak penghulu. Dan, tentu saja, setiap peristiwa pernikahan selau dihadiri oleh banyak orang. Maka, ketika disebutkan melalui pengeras suara 'dengan mahar sekian Dinar atau Dirham' otomatis terjadi transmisi pengetahuan.
Pihak pertama yang akan mendapatkan pengetahuan itu, sudah pasti, adalah pihak keluarga penganten, entah dari pihak pria ataupun wanita. Kedua, penghulunya sendiri, dan para saksi, yang pada umumnya belum mengetahui adanya Dinar dan Dirham. Pertanyaan yang pertama muncul biasanya adalah; 'Ini mata uang dari mana?', atau bahkan 'Apakah ini uang dari Arab?' �Bahkan, pernah terjadi, seorang penghulu pada mulanya menolak menyebutkan 'Dinar emas', dan hanya mau menyatakan sebagai 'emas' saja, akibat dari ketidakmengertiannya.
Tetapi, kini mahar dalam Dinar emas dan Dirham perak sudah semakin biasa. Kalangan selebritis pun sudah mengunakannya, antara lain presenter kondang, Indra Bekti. Dan, melalui Kang Saiful, yang pada akhir November lalu menikahi (calon) istrinya, Romlah, dengan mahar 20 Dirham perak tunai, telah menyebar pengetahuan ini sampai ke pelosok desa. Mereka menikah di Desa Malingping, Jawa Barat.
'Dengan disebutkannya mahar Dirham saat akad nikah, para hadirin jadi belajar tentang Dinar Dirham,' ujar Kang Saiful, yang telah lama mengenal dan menggunakan Dirham untuk keperluan sehari-hari. Uang makannya dari kantor, serta uang lemburnya sebagai pengemudi, memang dia terima dalam bentuk Dirham.
Semoga pembayaran mahar Dirham perak itu memberikan keberkahan bagi keluarga Kang Saiful dan istrinya. Amin.