Sufyan al Jawi - Numismatik Indonesia
Pembelokan fungsi dinar dirham oleh oknum pebisnis dinar terjawab sudah. Umat Islampun mulai bersatu dan bangkit menjalankan syari'at.
Dinar dirham bukan sekedar alat investasi, seperti klaim pebisnis dinar yang menyimpang. Nuqud ini adalah pilar muamalah yang harus dikembalikan fungsinya. Karena peran utama dinar dirham adalah Wasilah Zakat, yaitu 20 dinar yang zakatnya 1/2 dinar, dan 200 dirham yang zakatnya 5 dirham apabila nuqud ini tersimpan dalam satu tahun (haul). Kalaupun ada laba dari selisih kenaikan nilai tukar dinar dirham terhadap uang kertas, itu bukan karena dinar dirham yang berubah, tapi karena uang kertas itulah yang berfluktuasi.
Begitulah Bpk Sufyan al Jawi menjelaskan fungsi dinar dirham di hadapan 70-an orang Jama'ah Muslimin di masjid Hizbullah, di Rawa Badak, Kec. Koja, Jakarta Utara, Ahad 7 Maret 2010. Amir Jama'ah Muslimin/Hizbullah, Ust. Ade Nuryaman dari Niyabah Jakarta Utara sengaja mengundang Sufyan untuk mengenalkan nuqud nabawi kepada jama'ahnya. Acara ini dihadiri oleh para sesepuh dan para ustadz dari jama'ah ini, jadwal pengajian rutin mereka adalah pekan kedua setiap bulannya. Rupanya informasi yang mereka peroleh tentang dinar dirham masih sepotong-sepotong, bahkan banyak yang menganggap bahwa nuqud ini sekedar alat investasi.
Beberapa bulan yang lalu, seorang pebisnis dinar memang telah melobi para tokoh jama'ah muslimin/Hizbullah. Dia menjelaskan dinar dengan kacamata bisnis belaka, tentu saja jama'ah yang dirintis oleh Syaikh Wali al Falah sejak 1953 ini pun terkecoh. Pemahaman yang lurus mereka dapatkan setelah Pak Sufyan menjelaskan kembali dinar dirham kepada mereka.
Menurut akhi Deni, seorang jamaah di sana, sebelumnya mereka diberi pemahaman keliru, seolah wakala adalah tarekat sufi dan tidak mengurusi jama'ah lain. Akibatnya para tokoh kuatir kalau nantinya jama'ah mereka direkrut oleh wakala dan menjadi sufi. Pak Sufyan kemudian menjelaskan, bahwa imam atau amir jama'ah adalah otoritas yang haq dalam mengedarkan dinar dirham sebagaimana fungsinya. Dan jama�ah muslimin al Murabitun, yang dikenal sebagai pelopor gerakan dinar dirham, tidak memaksa seseorang agar tunduk dan mengikuti mereka.
Selanjutnya Pak Sufyan berjanji akan tetap membantu jama'ah ini dalam urusan dinar dirham dan pembentukan Pasar Islam (al Suq) akan dilaksanakan dalam waktu dekat (sekitar bulan April 2010). Selesai ceramah, beberapa jamaah langsung menukarkan rupiah mereka dengan dinar dan dirham yang dibawa oleh Pak Sufyan. Bahkan keesokan harinya, Pak Deni, seorang yang hadir dalam acara tersebut, memborong beberapa dinar dan dirham pesanan ikhwan-ikhwannya.
Semoga Allah menyatukan jama'ah minal Muslimin dalam Imamah yang haq dan kuat. Amin