Kami juga melayani penjualan dan pembelian Logam Mulia dengan berat minimal 25 gr

9 April 2011

LAWAKAN PARA POLI"TIKUS"

Tewasnya Irzen Octa , sekretaris umum partai pemersatu bangsa ("?"), membuat para politikus di gedung "rakyat" geram. Bahkan mereka sudah bertindak jauh melebih tugasnya dengan mengadakan "pengadilan semu" dengan memanggil para petinggi citibank yang bahkan tidak bisa berbahasa indonesia. Bahkan beberapa wakil rakyat melakukan tindakan protes dengan mengembalikan kartu kredit citibank.
Apakah para wakil rakyat melalui komisi XI ini bodoh atau tak mengerti fungsi legislatif, sehingga melakukan akting seperti hakim dan jaksa atau polisi dengan mencecar pertanyaan seperti penginterogasi. Yang lebih lucu lagi adalah DPR menjatuhkan VONIS kepada citibank untuk meminta maaf seperti berita di vivanews.

"Komisi XI menyampaikan protes resmi dan menuntut kantor Citibank pusat yang berkantor di New York untuk meminta maaf," kata Wakil Ketua Komisi XI DPR, Ahsanul Qosasi saat membacakan kesimpulan dan keputusan hasil rapat kerja dengan Bank Indonesia dan Citibank, di Senayan, Jakarta, Jumat 8 April 2011."


Lawakan berikut adalah meminta BI memberi sanksi pada citibank, dengan ancaman pada BI seandainya sanksi tidak sesuai maka DPR akan melakukan tindakan politik, karena orang BI yang milih DPR. Orang BI ini orang BI yang mana..? Gubernur, Deputi Gub Senior, atau Deputi Gubernur, Karena mereka semua diusulkan oleh presiden dan diangkat oleh presiden dengan persetujuan DPR, artinya mereka sudah disetujui, sudah lampau apa lagi yang mau diberi tindakan politik. Coba mereka cek kesini sebelum ngelawak mengenai tindakan politik ke BI

Apakah anda merasa itu semua bukan dagelan, seandainya yang meninggal itu bukan salah seorang dari petinggi partai, apakah mereka akan peduli. Disini mereka menelanjangi kebodohan mereka sendiri. Apakah mereka tidak sadar bahwa perbankan dan turunannya adalah lintah darat terlegalisir yang membiayai politik mereka.

Darimanakah biaya politik mereka selain dari para bankir, mau partai dakwah, partai preman atau partai odong-odong, semua hidup dari riba modern saat ini. RIBA adalah penyakit kronis saat ini dan menjadi kanker stadium para dengan bersatunya para politikus dan bankir