Kami juga melayani penjualan dan pembelian Logam Mulia dengan berat minimal 25 gr

26 Februari 2010

Arisan Nisfu

Berawal dari ketertarikan sekelompok (8 orang) karyawan PT. LPDI (MM2100, Cibitung) yang tertarik untuk memiliki dinar, tetapi belum ada kesanggupan untuk memiliki secara utuh. Maka tercetuslah ide untuk mengadakan sistem arisan. Skema arisan yang dijalankan sama seperti arisan pada umumnya, yaitu jumlah nominal dibagi oleh sekelompok anggota. Bedanya disini adalah bukan rupiah yang dipergunakan. Tetapi dinar, tepatnya ½ dinar atau nisfu.
Keuntungan dari sistem arisan ini adalah dengan mencicil secara periodik, akan mendapat nisfunya secara nyata. Dan bukannya sekedar angka ½ dinar dalam buku tabungan. Memang perbulan, harga pembelian akan mengikuti rate yang berlaku, tapi bukankah disitu letak adilnya, semua ditanggung rata.
Keuntungan kedua, tidak seperti arisan pada umumnya. Bila arisan mempergunakan uang, pasti langsung habis setelah dilakukan penarikan, karena sifat uang yang akan langsung dibelanjakan. Tapi arisan nisfu ini berkonsep penyelamatan asset harta. Skema yang dijalankan adalah para anggota berjumlah 8 orang dibagi 2 grup, bersepakat untuk memiliki nisfu pada hari apa, dan langsung dibelikan pada saat itu juga. Dimana ratenya dibagi empat anggota. Sehingga masing-masing grup akan mendapat 1 nisfu atau ½ dinar.
Dan untuk menjamin kelangsungan sistem ini, maka nisfu yang didapat tidak langsung dibagikan, tetapi dititipkan pada salah satu member yang dapat menjaga amanah. Dan baru dibagikan pada saatnya selesai satu putaran.
dinar, dirham, dinar dirham, wakala, wakala rashanah, arisan, arisan nisfuTampak kiri, pak Suryadi menerima nisfu dari bapak Rudi selaku penarik pertama dalam arisan ini. Pak Suryadi diberi amanah untuk menjaga nisfu sampai satu putaran selesai.

25 Februari 2010

Al Murabithun di Mata Ulama Ahlus Sunnah

Abu Miftah - Sejarahwan Islam
Di antara segelintir jamaah kaum Muslimin yang eksis selama ribuan tahun dalam menegakkan Jihad Fissabililla - al Murabithun salah satunya. Mereka kini mengajak kita untuk kembali kepada amal Nabi Muhammad SAW dan Sahabat, menegakkan Zakat dan Muammalah dengan Dinar dan Dirham.

wakalaDalam kutab sejarah yang ditulis oleh Ulama Ahlus Sunnah, Jamaah al Murabithun sering mereka sebut peran dan jasanya dalam menegakkan syiar agama Allah - Al Islam. Lalu siapakah al Murabithun itu?

Bagi para penuntut ilmu - thalabul ilmi - Jamaah al Murabithun hampir selalu melekat kepada para Mujahid Besar generasi Tabiin di abad I Hijriah, yaitu: Thariq bin Ziyad, Musa bin Nushair dan Abdurrahman bin Mu'awiyah. Dan tokoh pendiri Jamaah al Murabithun yang paling populer adalah Thariq bin Ziyad, beliau mendapat mandat dari kekhalifahan dinasti Umayyah untuk mendakwahkan Islam ke Barat - al Maghrib. Kisah perjuangannya melegenda, dimulai ketika beliau memerintahkan pasukannya untuk membakar semua kapal saat tiba di daratan Eropa Selatan, pada tahun 97 H (710 Masehi), yang kini dikenal sebagai Gibraltar- wilayah jajahan Inggris di Spanyol, yang diambil dari nama bukit Jabal al Thariq, bekas basis pertahanan beliau.

Sejarahwan menuturkan, bahwa kebijakan beliau diambil agar pasukan muslimin tidak memiliki cara lain untuk selamat dari medan jihad, kecuali harus bertempur dengan musuh sampai titik darah penghabisan! Padahal kekuatan mereka hanya 7.000 pejuang, harus melawan 25.000 tentara Raja Roderick plus ribuan relawan Kristen dari penjuru daratan Eropa. Mereka bertempur dan bertahan di sebuah bukit selama berbulan bulan, hingga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memenangkan mereka, dan Islam dapat tegak di Andalusia lebih dari 800 tahun.

Thariq bin Ziyad merekrut generasi kedua (Tabiin) dari kaum ahlus Sufa menjadi pasukan inti tentaranya. Mereka adalah keturunan kaum dhuafa Muhajirin yang dulu tinggal di serambi Masjid Nabawi di Madinah ketika Rasulullah Salallahu Alayhi Wassalam masih hidup. Pekerjaan mereka yang lebih dominan adalah membaca al Qur'an, belajar, dan berzikir, dan sesekali menjadi pedagang kecil atau menjadi kuli. Mereka ini sering disebut sebagai fuqara karena ekonomi mereka yang faqir. Mungkin dari asal kata Sufa, maka orang menjuluki mereka Sufi � orang faqir yang berselimut. Karena 70% aktivitas mereka hanya mendekatkan diri kepada Allah dengan berzikir. Bukan sufi dalam konotasi negatif, seperti yang kini terjadi pada tarekat-tarekat sufi palsu yang semarak dalam ritual Kurafat dan Bid'ah! Mohon para pembaca pahami agar jangan keliru.

Pada masa Abdurrahman bin Mu'awiyah menjadi Sulthan di Andalusia, yang dikenal sebagai Abdurrahman ad Dakhil, yang bergelar Shaqr Qurays (Elang Qurays), mantan tentara Thariq bin Ziyad kembali ke pangkalan mereka di seberang lautan beserta keluarganya. Mereka dulu membangun benteng di ujung daratan Afrika Utara, yaitu di daerah al Maghrib (Maroko). Benteng ini adalah tempat jaga dengan perbatasan musuh (ribat), yang kemudian hari berkembang menjadi kota Ribat atau Rabat, dan mereka adalah penjaganya (murabit), lalu kemudian orang menjuluki kumpulan fuqara ini sebagai Jamaah al Murabithun, dan eksis hingga saat ini, tentu dengan baiat ketaatan kepada amirnya. Inilah salah satu jamaah tertua. Tidak seperti jamaah kontemporer yang belakangan mulai tumbuh bak jamur di musim hujan, dan mengklaim bahwa merekalah yang shahih? Dan berusaha merekrut kaum muslimin.

wakalaAl Murabithun sepanjang sejarahnya selalu berada di barisan kaum muslimin, mereka taat kepada Khalifah terpilih, dari generasi ke generasi, dari zaman Umayyah hingga zaman Utsmaniyah Turki, sampai runtuhnya khilafah di tahun 1924 Masehi. Mereka istiqomah berjihad selama lebih dari 1300 tahun, dan tidak tenggelam pada kekuasaan! Mereka mencukupkan rezeki mereka hanya dengan pemberian Allah melalui kerja keras - fuqara. Hingga seluruh Ulama kaum muslimin menghormati jamaah ini, termasuk Ulama Wahabi.

Setelah 400 tahun Islam berjaya di Andalusia, bangsa Kristen menyatukan kekuatan dan mengusir kaum muslimin dari banyak wilayah di Eropa hingga tersisa satu wilayah saja, dengan kekuatan penuh mereka mengepung kota Cordoba. Amirat Cordoba, Ibnu Ibad mengumpulkan Ahlus Syura dan meminta pendapat mereka, bagaimana kalau Cordoba meminta bantuan kepada Daulah al Murabithin di Maroko dan Afrika Utara. Ketika itu Amirul Mu'minin di sana adalah raja yang shalih dan mujahid, yaitu Yusuf bin Tasyfin. Kemudian mayoritas Ahlus Syura memberi saran untuk tidak mendatangkan al Murabithun, sebab mereka adalah orang-orang faqir miskin dari padang pasir, dikuatirkan apabila mereka melihat negeri Andalusia yang subur dan berbagai kenikmatan di dalamnya, setelah mereka dapat mengusir pasukan Salib, mereka akan merampas kerajaan Bani 'Ibad, lalu menguasai Andalusia.

Dan Ahlus Syura malah menyarankan kepada Amir Ibnu Ibad agar lebih baik beliau berdamai saja dengan pasukan Salib, daripada mempertaruhkan kerajaannya ke tangan kaum al Murabithun. Dengan bijak beliau berkata: "Saya berpikir, lebih baik menjadi penggembala unta daripada menjadi penggembala babi, artinya, jika aku ditangkap oleh orang-orang Murabithin, dan mereka menjadikan aku sebagai budak, maka paling banter saya akan disuruh menjadi penggembala unta. Dan jangan sampai aku ditangkap oleh orang-orang Nasrani, dan mereka akan menjadikan aku budak untuk menggembalakan babi... maka bagi orang yang memiliki akal dan iman pasti akan memilih menjadi penggembala unta."

Kemudian Ibnu Ibad meminta bantuan kepada Ibnu Tasyfin, yang umurnya sudah tua � 70 tahun. Ketika di medan jihad, Ibnu Tasyfin menyuruh tentaranya untuk mengikat diri beliau pada kuda agar tidak terjatuh. Maka berkumpullah fuqara Murabithun dari berbagai penjuru dan bergabung dengan sisa-sisa tentara Andalusia, sehingga terjadilah perang Az Zalaqah yang terkenal itu. Kemudian Allah ta'ala memberi kemenangan kepada orang-orang Islam, dan Andalusia hidup dalam naungan Islam 400 tahun lagi sejak saat itu. Lalu Yusuf ibnu Tasyfin meninggalkan medan perang dan bersumpah di hadapan pasukan fuqara untuk tidak mengambil Ghanimah sedikitpun, dan memberikannya kepada muslim Andalusia.

Kini dibimbing oleh Syaikh Abdalqadir as Sufi al Murabit, Haji Prof. Dr. Umar Ibrahim Vadillo dan fuqara al Murabithun kembali menegakkan panjinya untuk membentengi ummat Islam dari kejahatan Kapitalis dan Imperialis yang ditunggangi Yahudi. Yaitu memerangi kejahatan kemanusiaan terbesar - Sistem Riba Global, bank, dan uang kertas! Orang-orang yang berpikir bijak seperti Amir Ibnu Ibad tadi , tentu akan bersama kaum muslimin dalam barisan.

Sebab kekalahan kita hari ini, karena kita melalaikan Riba yang kini bercokol dalam muamalah kita, yaitu menggunakan wasilah Riba uang kertas! Padahal Allah ta'ala dan Rasul-Nya hanya menyebut uang kepada Emas dan Perak. Dan musuh Allah menghimpun kekuatan dari uang kertas fiat money dalam pasar Riba mata uang Dunia. Marilah kita berpikir sehat, dan kembali menegakkan Sunnah Rasul SAW amal Madinah abad I Hijriah. Bukan alasan karena seseorang tidak suka kepada al Murabithun (sufi), sehingga ia memilih Neraka daripada taat kepada Allah dan RasulNya.

Mohon bijaksanalah.


sumber

19 Februari 2010

PAJAK = PALAK

Rasa marah yang tak tertahan lagi membuat seorang pria menabrakan pesawat yang dikemudikannya ke kantor pajak rezim obama.

Berbagai mwakala, dinaracam alasan dikemukakan pemerintah pada masyarakatnya untuk menaikkan pajak. Pembangunan jalan, rumah sakit, biaya pendidikan dan lainnya. Lakon apa yang sedang diperankan pemerintah saat ini. Benarkah tujuan dari penarikan pajak atas semua yang diklaim tersebut.

Fakta sebenarnya, semua pembangunan tersbut berdiri atas pondasi hutang yang harus dibayar masyarakat, dan bukannya dibayar pemerintah. Kalau memang itu semua dari pajak. Tentunya tidak ada cerita rumah sakit mahal, karena dari cukai rokok saja tentunya cukup. Tak ada jalan rusak karena dari pajak kendaraan, tentunya jalanan dapat mulus semua.

Pajak yang ditarik pada masyarakat pada dasarnya sebagian terbesar untuk pembiayaan GAJI aparat. Bisa dicek pada APBN, APBD dan rencana pemkot atau pemda. Berapa alokasi gaji aparat dan alokasi untuk kesejahateraan masyarakat. Pemungut pajak, secara samar preman berseragam yang dilindungi undang - undang untuk merampok rakyat sendiri. Bila pemalak dan preman memungut uang dari pengendara, tentunya akan ditangkap. Tapi cobalah anda menggunakan seragam biru dan memberikan karcis restribusi. Tentunya anda tak akan ditangkap.

Kemanakah lari dana yang
dipungut tersebut.
Ketika anda berbelanja, sadarkah anda sudah dirampok
10% dari nilai belanja anda. Untuk apakah 10%tersebut. Ketika anda menjual waris tanah. Secara sepihak anda telah dirampok lagi 5%dari warisan anda.
Apakah akan terjadi juga seperti hal tersebut diatas dinegeri ini. Dimana masyarakat yang muak dirampok terus akan menangkap dan membakar perampoknya.

18 Februari 2010

UMROH 9,5 DINAR (WIN)

Allhamdullillah

Kami Wakala Dinar-Dirham Bogor, bekerjasama dengan Mastour Tour & Travel, penyelenggara perjalanan Umroh dan Haji Khusus yang telah berpengalaman, menawarkan Umroh 10 hari hanya dengan 9,5 Dinar.

Info lebih lanjut, silakan kontak kami :
Wakala Dinar-Dirham Bogor/ Perwakilan Mastour Bogor
Jl. Pinang Raya No. 32, Taman Yasmin Sektor VI, Bogor 16161
Tel . 0251. 958 6338, 7531374
E-mail : mastourbogor@ ymail.com, nusagri@gmail. com

Berangkat : 13, 20 dan 27 Maret 2010.

- Pembimbing berpengalaman berbahasa Arab dan Indonesia
- Hotel berbintang di Makkah : Aseel Plaza (hanya 3 menit ke Masjidil Haram) di Madinah : Al Fayrooz Hotel (hanya 1 menit ke Masjid Nabawi)
- Transportasi antar kota dan ziarah dengan Bus AC
- Makan 3 x sehari, prasmanan, masakan Indonesia

Labbaik Allahuma Labbaika ............ ...

Wassalam,
Wakala Dinar-Dirham Bogor
Nursyamsu Mahyuddin

16 Februari 2010

Semarak Wisata Kuliner Dengan Dirham

Sufyan al Jawi - Numismatik Indonesia
Wisata kuliner bukan monopoli segelintir orang. Dengan zakat, kaum Dhuafa dan anak yatim pun dapat menikmati wisata kuliner sesuai selera mereka.

wakala, wakala rashanah, dinar emas, dirham perak, dinar dirhamSetelah dipagi hari sukses membuka pasar islam dikampung Nelayan Cilincing, kali ini wakala al Faqi bekerja sama dengan Waqaf Ta'awun dan WIN, untuk meningkatkan geliat pasar Islam malam dijalan sungai landak kembali mengadakan Festival Hari Pasaran Nusantara. Memang setelah dibuka pada 20 NOvember 2009 yang lalu, warga Cilincing mulai mengunakan dirham dari tangan ke tangan melalui perniagaan. Namun perputarannya masih sedikit, sekitar 1 - 2 dirham permalamnya, kecuali untuk kegiatan di lembaga waqaf Ta'awun yag sirkulasi dirhamnya cukup lumayan banyak.

Pasca pembagian zakat dipagi harinya untuk 90 orang mustahik yang masing - masing mendapatkan 1/2 dirham, selepas shalat Isya, berbondong bondong puluhan mustahik tadi menyerbu kedai - kedai kuliner di jalan Sungai Landak. Sedikitnya ada 16 kedai makanan yang berdagang dipasar ini, sehingga kaum dhuafa dan anak yatim bebas menentukan makanan sesuai selera mereka. Karena tidak ada koin 1/2 dirhaman, maka panitia menetapkan 1 dirham untuk 2 orang atau 3 orag. Dan ternyata yang hadir pada acara tersebut melebihi kuota yang ditetapkan panitia. Maka dari 45 dirham yang dibagikan, Alhamdulilah dapat dinikmati oleh 115 orang, sehingga kapasitas tempat duduk dikedai - kedai tidak cukup, dan akhirnya mereka membungkus makanan untuk disantap dirumah.

Meski cuaca mendung dan gerimis kecil, kemeriahan pasar ini tetap semarak. Dan beberapa orang pendatang yang memiliki dirham juga turut bergabung dengan para dhuafa tanpa sungkan. Udara yang sejuk menambah lahap para penikmat kuliner. Namun sayang, moment yang bagus ini tidak sempat saya ambil gambarnya, karena saya sibuk melayani Wartawan Global TV, yang sedang membuat liputan, dan ditanyangkan malam itu juga diberita malam.

Aneka makanan tersedia disini, mulai dari bakso ( 2 pedagang ), mie ayam, nasi goreng, warung padang, warung tegal, nasi uduk, pempek, nasi bebek, martabak ( 2 pedagang ), roti bakar, pecel lele dan pecel ayam, bubur ayam, dan pisang gencet. Selain 16 Kedai makanan, buka juga 4 toko lain, seperti : Toko obat, Kios pulsa, Toko sembako dan bengkel tambal ban. Dan transaksi pada pasar itu sekitar 180 dirham, karena para nelayan anak buah Kapten Yonkers yang telah digaji dengan dirham ikut ambil bagian keesok harinya ( malam Senin). Pasar malam yang rencananya diadakan hanya semalam, menjadi 2 (dua) malam atas permintaan warga pemilik dirham lainnya. Kegembiraan ini tidak mengurangi fungsi pengawasan pasar serta mencegah koin dirham dan dinar yang tidak sesuai persyaratan Syariah masuk dan beredar.


Berikut ini harga makanan Kuliner Pasar Islam Malam d jalan Sungai Landak Cilincing Jakarta Utara:

1. Nasi goreng 1 dirham dapat 3 porsi ( kembali Rp 1000 )
2. Nasi bebek 1 dirham dapat 3 porsi ( nambah Rp 1000 )
3. Nasi pecel ayam 1 dirham dapat 3 porsi ( kembali Rp 500 )
4. Nasi rendang 1 dirham dapat 3 porsi ( nambah Rp 1000 )
5. Mie ayam 1 dirham dapat 6 mangkok ( nambah Rp 1000 )
6. Bubur ayam 1 dirham dapat 6 mangkok ( nambah Rp 1000 )
7. Martabak 1 dirham dapat 2 loyang ( nambah Rp 1000 )
8. Nasi uduk 1 dirham dapat 3 - 6 porsi ( tergantung pauk )
9. pempek spesial 1 dirham dapat 4 porsi ( kembali Rp 1000 )
10. Bakso spesial 1 dirham dapat 4 porsi ( kembali Rp 1000 )
11. Pisang gencet 1 dirham dapat 3 porsi ( porsi besar )
12. Roti bakar 1 dirham dapat 4 - 6 porsi ( tergantung mutu )

sumber


SURAKARTA DINAR SUMMIT

Assalamu alaykum

Hari ini, Insya Allah Selasa 16 Februari 2010 diselenggarakan Surakarta Dinar
Summit beserta peresmian Shariah Trade Center, dilangsungkan di
Gedung Shariah Solo. Keynote speaker: Ust. Abu Bakr, Ceramah dengan
pembicara Bapak H. Zaim Saidi (Wakala Induk Nusantara) dan Bapak
Sholahudin (Universitas Muhamadiyah Solo) akan disiarkan live oleh
Radio Dakwah Solo 107.7 FM mulai jam 09.30 WIB. Acara ini didukung
oleh Wakala Induk Nusantara dan Wakala Griya Dinar-Solo.

15 Februari 2010

Dirham Jadi Idola Nelayan

Pelaksanaan Pasar Festival di Kampung Nelayan Cilincing, menjadikan dirham sebagai idola.

wakalarashanah, dinar, dirhamMeski baru pertama kalinya nelayan Cilincing melihat sosok Dirham Perak, mereka langsung jatuh hati. Sebut saja Kapten Yonker's, saat pulang dari melaut, dia mendengar bahwa ada dirham yang beredar di sana, diapun langsung mendatangi Pak Hasan dan Ibu Uni. Apalagi setelah dia mendengar penjelasan dari Pak Sofyan al Jawi, pengelola Wakala AL Faqi, dia langsung tertarik. Tanpa ragu Kapten Yonker's memborong dirham milik kedua pedagang tadi pada hari Ahad, sehari setelah hari pasaran, katanya untuk gaji enam orang awak kapalnya.

Ibu Uni hanya bersedia menukar 10 dirham miliknya kepada Kapten Yonker's dan menyimpan 6 dirham sisanya. Sementara Pak Hasan menjual 10 dirham, dengan menyisakan 1 dirham untuk disimpan dan buat contoh, kalau nantinya ada yang belanja dengan dirham di tokonya. Sebab dia kuatir dirham bajakan beredar juga di situ.

Kapten Yonker's tersenyum, sambil memamerkan sisa 6 koin Dirhamnya kepada para nelayan. Sebab awak kapalnya masing-masing mendapat 2-3 dirham per orang. Dengan demikian tak satupun dirham yang di buy back ke Wakala Al Faqi. Perilaku nelayan Cilincing ini sungguh pantas diteladani oleh umat Islam lainnya.

wakala rashanah, dinar, dirhamwakala rashanah, dinar, dirham


sumber

14 Februari 2010

Pajak Short Time 10 Persen

Saking keblengernya dengan restribusi.
Sampai yang harampun mau dipajakin juga

sumber berita klik disini

Written by madi
Sabtu, 13 Pebruari 2010

BATAM, TRIBUN - Tarif para pekerja seks komersial (PSK) bisa jadi akan segera naik. Soalnya, DPRD Batam sudah memikirkan untuk mengenakan pajak kepada mereka.

Langkah ini untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Sasarannya tentu saja ribuan PSK yang terdata di kota ini terutama di panti-panti rehabilitasi yang pada kenyataannya berubah menjadi lokalisasi.

Ide pajak PSK ini disampaikan anggota Komisi I DPRD Riki Syolihin. Ia meminta Pemko Batam segera menyampaikan ranperda terkait pengenaan pajak kepada PSK di Sintai sebesar 10 persen dari tarif sekali short time atau kencan singkat.

“Kami melihat ini potensi besar. Alasan kami mengajukan ini karena lokasi itu sudah diberikan Pemko Batam secara resmi. Kami berpikir lokasi yang sudah resmi patut dipungut pajaknya. Agar ini tidak menyalahi aturan lebih baik Pemko mengusulkan ranperdanya untuk kami bahas. Memang usulan ini akan pro dan kontra, tapi apabila dikelola dengan baik tentu akan bisa meningkatkan PAD untuk pembangunan Batam,” jelasnya, Jumat (12/2).

Ide itu juga berawal dari kunjungan kerja Komisi I ke Sintai, beberapa waktu lalu. Di panti rehabilitasi yang terletak di Teluk Pandan, Tanjung Uncang ini ada sebanyak 40 bar. Jumlah PSK-nya sekitar 1.200 orang.

Bahkan Riki sudah menghitung potensi pajak dari PSK ini. Menurutnya, jika 1.200 PSK itu dikenakan pajak sebesar 10 persen saja, maka Pemko akan dapat Rp 15 ribu dari Rp 150 ribu tarif sekali short time. Jika selama setahun dikenakan pajak, maka potensi PAD dari lokasi Sintai sebesar Rp 6,4 miliar.
Sementara itu Ketua Komisi I Basri Harun menambahkan, setelah melihat secara langsung di Sintai, ternyata lokasi itu baru terisi 40 persen. Dengan demikian lahan tersisa 60 persen.

“Kami berharap semua tempat PSK disatukan di sana agar bisa membinanya. Begitu juga dengan rencana mengenakan retribusi bisa dilakukan apabila sudah ada Perdanya,” tambahnya.

Ide lama

Ide mengenakan pajak terhadap PSK bukan barang baru. Sebelumnya mantan Kepala Dinas Sosial dan Pemakaman, Syuzairi pernah menyampaikan keinginan tersebut. Namun belum sempat terealisasi, ia sudah digantikan oleh M Syahir.

“Di Sintai banyak bar yang sama dengan karaoke di Jodoh dan Nagoya. Tapi tidak dipungut pajak. Padahal potensinya cukup besar dan mereka mau dikenakan pasak asalkan mereka dilegalkan,” ungkap Syuzairi saat itu.

Syuzairi menyebut ada beberapa persoalan dari segi aspek legalitas dan aspek payung hukum. Untuk itu perlu dilakukan kajian secara akademis termasuk studi banding ke daerah lain. Bila mengacu kepada penjualan miras di Sintai yang sangat banyak, namun hingga kini tidak bisa dipungut pajaknya karena tidak diberikan izin. “Kami berharap pemko bisa memberikan izin tempat hiburan di sana, agar pengusaha bar bisa mengurus izin. Saya heran penjualan miras di Sintai hampir sama harganya dengan bar di Jodoh dan Nagoya, tapi mereka tidak dipungut pajak karena tidak diperbolehkan mengurus izin.

Jika dilegalkan, ada dua potensi yang bisa kita pungut yakni, aspek perizinan dan pajak miras,” papar Syuzairi.
Bahkan ia menyebut terlalu banyak yang munafik, sehingga pengurusan agar lokasi itu legal mengalami kesulitan. Berbeda dengan Malaysia dan Singapura yang bisa mengelola perjudian dan tempat lainnya dengan baik sehingga menambah pendapatan negara tersebut.

“Kita di sini bilang tidak boleh, tapi mengharapkan penjudi dari negara sebarang datang berbelanja mau. Inilah herannya. Karena tidak boleh, oknum yang jadi kaya karena mendapat setoran. Saran saya lebih baik dilegalkan agar uang pajak dari sana bisa masuk ke kas daerah. Kami berharap lokasi itu bisa digali potensi PAD-nya, dengan catatan pemerintah memberi perhatian,” sebut Syuzairi yang saat ini menjabat staf ahli wali kota

11 Februari 2010

GARNISSUN BANGSA

Zaim Saidi - Direktur Wakala Induk Nusantara
(Gerakan Nasional Infak dan Sedekah Sedirham untuk Ketahanan Bangsa)

Apakah GARNISSUN BANGSA itu?

GARNISSUN BANGSA adalah gerakan 'amal kebajikan untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat berupa infak dan sedekah. Infak dan sedekah yang dimobilisasi oleh GARNISSUN BANGSA adalah koin-koin Dirham perak yang dapat diserahkan baik langsung kepada fakir miskin, masjid dan musholla di lingkungan terdekat, rumah-rumah yatim piatu, panti jompo, pondok pesantren, maupun kepada lembaga-lembaga infak dan sedekah, serta derma dan sosial yang dipercaya.

Apa Tujuan Gerakan 'Amal ini?

Memperbanyak sedekah dan infak berupa koin Dirham perak (perak murni, 2.975 gr) bukan saja akan menolong keperluan jangka pendek kaum dhuafa, namun akan memperkuat ketahanan ekonomi bangsa secara keseluruhan. Membagikan koin Dirham perak berdampak pemerataan kesejahteraan dan aset riel kepada fakir miskin secara nyata.

Mengapa Dirham Perak?

Dirham telah terbukti bebas inflasi, sangat stabil, dan mampu menjaga daya belinya, sampai ribuan tahun. Sejak zaman Rasulullah SAW di abad ke-6 Masehi sampai detik ini 1 Dirham memiliki daya beli tetap, setara dengan seekor ayam. Semakin luasnya pemakaian dan peredaran koin Dirham perak di tengah bangsa Indonesia akan membuat bangsa ini sangat kuat, tidak mudah dilanda "Krisis Moneter" yang acap memporak-porandakan ekonomi bangsa di masa lalu.

Bagaimana Gerakan ini Dilakukan?

GARNISSUN BANGSA bersifat umum, terbuka, dan bebas, tanpa terikat pada satu individu atau institusi tertentu. Siapa pun, di mana pun, dapat bersedekah dan berinfak berapa koin Dirham pun, kepada siapa pun yang ia kehendaki. Namun, Baitul Mal Nusantara (BMN) sebagai inisiator gerakan ini, secara khusus mengaitkan GARNISSUN BANGSA dengan kegiatan Festival Hari Pasaran Dirham Dinar Nusantara (FHP) yang diselenggarakan oleh JAWARA (Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dirham Dinar Nusantara).

Adakah Program Khususnya?

  • Santunan Sosial untuk Sembako
    Secara khusus, koin-koin Dirham yang diserahkan melalui BMN akan dibagikan kepada fakir miskin dan kaum dhuafa di sekitar, dan bersamaan dengan, penyelenggaraan pasar-pasar FHP. Sampai saat ini FHP telah diselenggarakan di berbagai tempat di Bandung, Jakarta, Depok, dan Yogyakarta, dan akan terus diperluas di kota-kota lain. Dengan demikian masyarakat penerima dapat membelanjakan koin-koin Dirham mereka di pasar-pasar untuk kebutuhan hidupnya, khususnya sembako. Ini sekaligus menggerakan kegiatan perdagangan khususnya di kalangan usaha mikro, kecil dan menengah.

  • Permodalan Usaha Qirad dan Qodrul Hassan
    Dana Qordul Hassan adalah pinjaman modal yang diberikan kepada seseorang yang memerlukan biaya, dalam hal ini untuk keperluan modal usaha, baik sifatnya produksi maupun perdagangan, untuk jangka waktu tertentu dengan kewajiban mengembalikan sejumlah modal yang dipinjamkannya tersebut.
    Besar Dana Qordul Hassan yang disediakan oleh BMN adalah antara 10 Dirham perak sampai dengan maksimal dua Dinar emas.

    Dana Qirad
    adalah sejumlah modal usaha yang diberikan kepada seseorang sebagai sejenis modal ventura, dengan tanpa bunga, tanpa agunan, dan tanpa syarat ekuitas, khusus untuk kegiatan pedagangan. Kontrak Qirad dilakukan dengan ketentuan berbagi keuntungan bagi usaha yang sukses. Bila gagal risiko ditanggung oleh pemodal.
    Besar Dana Qirad yang disediakan oleh BMN untuk saat ini adalah untuk kegiatan perdagangan dengan modal antara 2 Dinar emas - 10 Dinar emas.


  • Wakaf Produktif
    Selain untuk santunan sosial BMN juga menerima sedekah berupa wakaf Dirham dan Dinar untuk keperluan permodalan usaha produktif bagi kaum dhuafa. Saat ini wakaf produktif yang telah berjalan diselenggarakan oleh Wakaf Ta'awun, di Kampung Nelayan Cilincing, berupa usaha tambal ban. Permodalam usaha tambal ban memerlukan wakaf sebesar 50 Dirham perak atau 1 Dinar emas/unit.

  • Program Wakaf Imarah
    Imarah adalah 'Kawasan Terpadu' yang menyatukan kegiatan kesejahteraan umum, yang didanai dari aktivitas komersial yang tak terpisahkan darinya. Di dalamnya termasuk masjid, madrasah, penginapan dan dapur umum bagi kaum miskin dan musafir, klinik, penampungan anak yatim, perpustakaan, instalasi air minum, tanah makam, pabrik roti, taman dan kolam renang, bengkel, toko-toko, rumah zakat dan sebagainya. Sebagian besar atau seluruh pendapatan dari kegiatan komersial di situ sepenuhnya dikembalikan dan digunakan untuk membiayai berbagai layanan sosial yang diberikan kepada publik.

Di mana Dirham Perak bisa diperoleh?

Jaringan Wakala, di bawah kordinasi WIN (Wakala Induk Nusantara), telah bersiap untuk membantu masyarakat yang membutuhkan koin-koin Dirham perak. Saat ini ada sekitar 75 Wakala yang tersebar di berbagai kota di Indonesia (daftar lihat: www.wakalanusantara.com).

Koin Dirham perak tersedia dalam empat satuan, yaitu 1/2 Dirham, 1 Dirham, 2 Dirham, dan 5 Dirham. Koin-koin ini dapat diperoleh dengan cara menukarkan uang kertas rupiah sesuai dengan nilai tukar yang berlaku saat itu. Pada bulan Februari 2010 nilai tukar Dirham adalah sekitar Rp 29.500/Dirham.

Penutup

GARNISSUN BANGSA secara resmi dimulai dan diluncurkan bersamaan dengan pembukaan Festival Hari Pasaran Dirham Dinar (FHP) di Kampung Nelayan Cilincing, 6 Februari 2010. Pada peluncuran GARNISSUN BANGSA ini Baitul Mal Nusantara (BMN) membagikan zakat dan sedekah kepada masyarakat nelayan Cilincing, sebesar 75 Dirham perak.

Pada hari itu juga diumumkan kepada masyarakat muslim di mana pun akan segera diedarkannya koin 1/2 Dirham Baitul Mal Nusantara (BMN). Dengan satuan Dirham yang lebih kecil ini (1/2 Dirham setara dengan sekitar Rp 14.750) kegiatan transaksi sehari-hari akan lebih mudah dilakukan.

Semoga Allah SWT meridhoi dan memberkahi koin-koin Dirham dan Dinar yang beredar di masyarakat, hari-hari pasaran yang telah kembali, para pedagang dan pengguna Dirham dan Dinarnya, serta para dermawan yang membagikan dan mustahik yang menerimanya. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan pertolongan kepada para pemimpin umat Islam dalam upaya mereka memperkuat ketahanan ekonomi bangsa Indonesia, khususnya kaum dhuafanya, melalui GARNISSUN BANGSA ini. Amin ya Robbal Alamin.

Untuk Keterangan lebih jauh:

Abdarrahman Rachadi

Baitul Mal Nusantara (BMN)
Jl. M Ali No 2, Tanah Baru
Kota Depok 16426
Telp/Fax 021-7756071
HP: 0818717101
Email: abdarrahman@wakalanusantara.com atau zaim@wakalanusantara.com

Kordinator FHP/GB Jakarta
Bpk Tri Wibowo
Jl. Praja Dalam F No. 48 RT 010/012 Kebayoran Lama Selatan
Kebayoran Lama - Jakarta Selatan 12240

Nadzhir Waqaf Ta'awun
Sofyan al Jawi
Jl.Sungai Landak No.3
RT 008/08 Kel. Cilincing
Jakarta Utara

Kordinator FHP/GB Bandung
Bpk Devid Herdi
Jl. Sarijadi Raya No 52
Bandung, Jawa Barat 40151

Kordinator FHP/GB Yogyakarta
Bpk Mukti Asikin
Jl. Kemitbumen No. 1 Wijilan, Kraton, Yogyakarta

Kordinator/GB Balikpapan
Bpk Hardiawan Triwanda
Perumahan Balikpapan Baru
Pesona Paris Blok W3 No. 9
Balikpapan, Kalimantan Timur 76114

8 Februari 2010

Musholla Taawun Pionir Penerapan Dirham

Sufyan al Jawi - Numismatik Indonesia
Nadzhir Waqaf Ta'awun dan Tabung Wakaf Indonesia (TWI) Dompet Dhuafa membangun Musholla Terpadu di pemukiman dhuafa di kampung Blencong, Desa Segara Makmur, Tarumajaya, Bekasi.

Musholla Ta'awun, begitulah nama masjid kecil ini, akan segera dibangun di bulan Februari 2010 ini. Berawal dari waqaf tanah keluarga Bpk Sabeni kepada Waqaf Ta'awun Cilincing, dan waqaf tunai pembangunan musholla dari keluarga Sutrisno Sadikin, melalui Tabung Waqaf Indonesia (TWI), musholla yang kegiatannya terpadu dengan tempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman kanak-kanak (TK), segera berdiri di atas tanah seluas 120 m2. Kompleks ini akan terdiri dari musholla seluas 40 M2, plus fasilitas penunjangnya 6 m2, dan Kantor Dakwah seluas 20 m2. Dengan biaya pembangunan sebesar Rp 100 juta dari TWI plus beberapa juta rupiah tambahan dari masyarakat setempat, untuk biaya pengurusan surat izin dan sertifikat tanah.

Di kampung dhuafa ini, sebelumnya telah berdiri tempat pendidikan anak-anak yang dikelola oleh LSM Gereja, dan disinyalir menjadi basis kristenisasi bagi anak-anak muslim. Dalam kondisi ekonomi mereka yang minim, uluran tangan (bantuan sembako) misionaris yang bertutur kata lemah lembut, ternyata mendapat sambutan positif dari masyarakat dan tokoh kampung. Dengan berdirinya musholla Ta'awun ini diharapkan dakwah dapat ditegakkan secara ma'ruf wal hikmah dengan melibatkan masyarakat setempat.

Sejak masa pembangunan, nadzhir Waqaf Ta'awun akan memperkenalkan Dinar Dirham kepada masyarakat setempat. Misalnya upah tukang bangunan dan kernetnya akan diberikan berupa Dirham, tentu dengan mengajak warung setempat untuk menerima nuqud nabawi tersebut. Sehingga warga yang bekerja di proyek ini dan pedagang menikmati perputaran roda ekonomi dengan mengalirnya Dirham. Di Pasar Islam di jalan Sungai Landak Cilincing yang buka di malam hari, mereka juga dapat berbelanja di sana. Pasar ini berjarak 4 Km dari kampung nelayan ini.

Saat musholla berfungsi nanti, PAUD dan TK untuk dhuafa di kampung ini akan menerapkan nuqud Dinar Dirham juga, yaitu untuk uang masuk dan uang bulanan sekolah serta honor guru. Diperkirakan uang masuk TK sebesar 5 dirham (bisa dicicil) untuk membeli seragam, uang bulanan PAUD 1/2 dirham serta 1 dirham untuk membeli alat kebutuhan mengajar. Nadzhir Waqaf Ta'awun pun akan berdakwah di sana dengan menerapkan konsepnya sebagaimana yang sudah terlaksana di Cilincing, dengan dioperasikannya Wakala al Faqi, agar uang kertas dapat ditukar dengan nuqud nabawi, atau sebaliknya.

Wakala al Faqi bersama Waqaf Ta'awun juga akan segera membuka Pasar Islam di sana, supaya ekonomi kampung yang agak terisolir ini, karena mobil tidak bisa masuk, dapat tumbuh. Pasar Islam Kampung Blencong Bekasi ini nanti akan dikaitkan dengan Pasar Islam di Jl.Sungai Landak dan Kampung Nelayan Cilincing Jakarta, yang sudah mulai berlangsung terlebih dulu.

Pekerjaan besar ini perlu mendapat dukungan dari semua pihak. Bila tidak ada halangan, awal April 2010, pembangunan sudah selesai, dan segera difungsikan. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala meridhoi. Amien (Sufyan Al Jawi)


7 Februari 2010

Rasa Aman Yang Hilang

Apa yang ada diharapkan para penabung ketika menitipkan uangnya kepihak bank. Pertama rasa aman pastinya, karena berpikir bank akan menjaganya. Kedua ada imbal baliknya, karena sesungguhnya ketika anda menitipkan uang ke bank, sesungguhnya bank lah yang berhutang kepada anda. Yang kedua ini sudah jelas mengarah keriba, dikarenakan akad yang dipergunakan oleh dua pihak. Tapi terlalu jauh bila saya bicara mengenai hal yang kedua.
Untuk yang pertama, berdasar peraturan pemerintah pengganti UU no.3 thn 2008, tentang perubahan UU no.24 thn 2004, tentang Lembaga Penjaminan Smpanan dan PP no. 66 thn 2008, uang TIDAK AMAN aman bila hanya bernominal dua nol nol nol nol nol nol nol nol nol rupiah, yup hanya dua milyar rupiah saja nominal yang dijamin pemerintah. Nominal yang dijamin, bukan daya belinya.
Tapi beberapa kejadian terakhir menunjukan tidak aman menyimpan uang ke bank. Untuk kasus bank Century, walaupun dananya sudah di ganti pemerintah, faktanya ada beberapa nasabah yang belum menerima depositonya, karena digelapkan pihak bank. Kedua kasus pembobolan dana nasabah melalui atm. Bila selama ini pihak bank berkelit kesalahan dinasabah, karena tidak menjaga no pin nya, fakta yang terjadi perampokan tidak harus mengintip no pin dari nasabah, tapi cukup mempergunakan semacam alat rekam untuk mengintip pin nasabah. Dari BI sudah memerintahkan pihak bank untuk mengganti uang nasabahnya, karena ini murni bukan kesalahan nasabah. Tapi sepertinya pihak bank menunggu sampai ada pembuktian bahwa memang benar atmnya dirampok.
Kasus ketiga, nun jauh diseberang pulau, ada seorang petani tiba-tiba mempunyai saldo 13 triliun di tabungannya. Setelah melapor, saldonya malah minus 9 triliun, padahal saldo awal hanya sekitar 5 jutaan. Tak tahu lagi fakta terakhir, apakah uangnya yang 5 juta kembali. Tapi fakta yang ada, sang petani orang jujur. Bisa saja ketika saldonya benar-benar 13 triliun, dia berbuat licik dengan memindahkan dananya dengan segera seperti tindakan para koruptor.
Dari ketiga kasus terakhir, bukalah mata kita. Sadari bahwa bankpun bukan tempat yang aman untuk menyimpan harta kita. Itupun bila uang masihlah kita anggap harta

6 Februari 2010

Paniknya pedagang emas

Harga spot emas di perdagangan global jatuh drastis, sempat mengalami kenaikan lalu dihempaskan kembali. Sepertinya penurunan secara tajam ini didorong oleh kekuatiran beberapa pihak bahwa saat ini, setelah dubai mengalami gagal bayar, dilanjutkan oleh yunani dan diprediksi portugal dan spanyol juga bisa mengalami defisit seperti yunani.
Ini menunjukan pihak yang terhutang, sepertinya terpaksa menjual seluruh komoditas berjangka yang dimiliki untuk membayar. Ini juga terlihat dari harga minyak mentah yang juga turut mengalami penurunan, serta beberapa bursa saham juga mengalami kejatuhan.
Ternyata juga berimbas pada para pembonceng dinar. Beberapa minggu ini, sering sekali memberikan prediksi - prediksi dengan style marketing, theori trampoline, jet coaster atau apalah namanya. Termasuk memberikan kursus kilat program excel.
Mungkin sudah terlalu banyak uang kertas yang ditukar ke emas, sehingga ketika harga merosot turun, buru-buru memberikan kuliah bahwa kalau mau jadi trader jangan beli dulu. Sepertinya takut, bila masyarakat membeli produknya disaat harga sedang murah.
Untuk masyarakat yang memang niatnya muamalat, tidak usah pikirkan naik turunnya harga emas menurut kaca mata uang kertas.

4 Februari 2010

Pasar Islam di Kampung Nelayan Cilincing

Sufyan al Jawi - Numismatik Indonesia
Angin Musim Barat adalah musim paceklik yang praktis melumpuhkan ekonomi nelayan. Festival Hari Pasaran Nusantara pun diselenggarakan untuk menggerakan ekonomi di sana.

Tidak melaut berarti tidak ada penghasilan bagi nelayan, sementara wakala, wakala rashanah, wakala dinar, dinar dirham, dinar, dinar emas, dirham, dirham perakbelanja sembako harian tidaklah boleh berhenti. Bagi mereka yang masih bisa bekerja menjadi buruh tani di kampung halaman, musim paceklik bisa mereka lewati dengan cukup nyaman. Tetapi tidak semua nelayan bisa beruntung mendapat pekerjaan serabutan. Lalu dari mana mereka memperoleh uang? Ya, memakan sisa tabungan mereka, atau pinjam ke rentenir - bank keliling.

Di musim badai dan ombak besar, melaut sering kali harus bertarung dengan maut! Meski demikian hasil ikan tangkapan tak sebanding dengan biaya melaut yang mahal - walau katanya ada subsidi dari pemerintah, tapi subsidi jatuhnya ke tangan bos perahu, bukan ke nelayan kuli. "Kere tetap kere, yang dapat subsidi justru bos. Kuli tetap gigit jari," begitu celoteh nelayan meratapi nasib mereka.

Bagi nelayan bermodal kecil, berani melaut berarti siap rugi, kadang untung, tapi banyak buntungnya, belum lagi oknum petugas yang sering minta jatah preman. Di sinilah peran Zakat Mal sangat dibutuhkan, yaitu sebagai rahmatan lil 'alamin, dengan distribusi Dirham akan menggerakan roda ekonomi nelayan dhuafa dan pedagang setempat yang kini lesu.

Wakala al Faqi bersama JAWARA dan WIN, beserta nelayan dan pedagang setempat akan mengadakan, Festival Hari Pasaran Dinar Dirham Nusantara, pada hari Sabtu, tanggal 6 Februari 2010, Jam 8.40 pagi sampai selesai. Tempatnya di Kampung Nelayan Cilincing, Jalan Inpeksi kali, Rt 007/08 Kel.Cilincing Jakarta Utara, tepat di belakang kantor Camat Cilincing.

Kegiatan akan di mulai dengan pembagian zakat mal dan sedekah untuk nelayan dhuafa. Jumlah zakat dan sedekah yang akan dibagikan adalah 75 Dirham perak. Kegiatan pasar ini disambungkan dengan Pasar Islam di Jalan Sungai Landak, pada malam harinya, jam 19.40 - 21.00 WIB. Semoga nelayan dhuafa dan warga sekitar mendapat manfaat, dan diberkahi Allah subhanahu wa ta�ala. Amien


Di jajah uang kertas


Berbeda dengan pola penjajahan kolonial masa lalu. Penjajahan masa kini lebih merusak dan mengerogoti harta rakyat jajahan. Penjajahan sekarang lebih sistematis dan tidak perlu modal banyak. Cukup selembar kertas dan mesin cetak. Sebuah negara dapat menjajah negara lain. Sebuah otoritas dapat memperbudak komunitasnya.
itulah yang terjadi saat ini. Masyarakat diperbudak oleh uang kertas. Selembar kertas kosong yang diberi stempel oleh rezim. Dan dipaksakan sebagai alat tukar.
Dalam lingkup kecil, uang kertas dipaksakan oleh negara kepada masyarakatnya sebagai alat tukar. Dalam sekala global, oleh negara besar terhadap negara lain memaksakan dolar, euro,yen ataupun pound sebagai alat tukar yang berlaku.
Faktanya uang kertas hanyalah bernilai dari kertas tersebut serta biaya tinta dan distribusinya, sehingga tak pantas dibubuhkan nominal sebesar apapun diatasnya.
Biaya cetak 100 rupiah dan 1000 rupiah tidak lah jauh berbeda. Sehingga lebih untung mencetak 1000 daripada 100. Biaya cetak 10000 rupiah sama dengan 50000 rupiah, sehingga lebih untung mencetak 50000.
Itu yang untuk skala lokal. Dalam global, amerika hanya mencetak dolar dan dapat membeli sebuah tambang tembaga dan emas di papua sana. Sementara indonesia untuk mendapat dolar harus menjual semua aset yang dimiliki untuk dapat memiliki membeli dolar. Ya kata membeli dipergunakan, karena aktualnya kita memang membeli dolar, bukan mendapat dolar. Karena semua biaya global didenominasi oleh uang kertas dolar ataupun mata uang asing lainnya. Sehingga kertas rupiah kita tak berharga diadu dengan kertas dolar. Sehingga apapun yang kita produksi, harus dibayar dengan dolar terlebih dahulu.

1 Februari 2010

UANG FIAT = SURAT HUTANG

dinar, dinar emasDahulu kala, ketika masyarakat belum mengenal alat tukar yang universal terhadap satu komoditas terhadap komoditas lainnya. Mereka melakukan sistem barter antar mereka yang saling membutuhkan. Nelayan dengan petani atau petani dengan tukang kayu. Yang menjadi masalah adalah ketika nelayan membutuhkan petani, sementara petani tidak membutuhkan ikan tangkapan sang nelayan. Karena itulah lambat laun diciptakanlah alat tukar yang bisa diterima banyak pihak. Sangat wajar, diawal peradaban mereka menjadikan kulit kerang ataupun garam sebagai alat tukar universal. Bahkan dizaman romawi, prajuritnya digaji dengan batang garam. Karena itulah awal mula kata salary, yang berasal dari salarium.

Lambat laun, mereka mempergunakan logam mulia, emas dan perak sebagai alat tukar. Serta logam lainnya yang lebih rendah nilainya untuk nominal kecil, seperti tembaga ataupun kuningan.

Peradaban bertambah maju, dan lalu lintas perdagangan antar negara juga semakin meningkat. Transaksi dengan emas dan perak yang turut dibawa serta beserta perniagaannya memncing para perampok untuk membegal kalifah dagang tersebut.

Lalu mulailah berpikir untuk menitipkan emas dan perak mereka pada seseorang atau sekelompok orang disalah satu tempat singgah mereka dengan memberikan imbalan jasa dari penitipan emas dan perak mereka tersebut, inilah yang menjadi sejarah berdirinya bank. Untuk menjamin emas dan perak tersebut, maka pihak yang dititipi akan menerbitkan selembar kertas pernyataan bahwa, suatu saat sang pemilik emas dan perak dapat mengambil emas dan perak mereka dengan hanya membawa bukti kepemilikan surat pernyataan tersebut.

Perniagaan kalifah dagang itu ketika telah sukses menjual perniagaanya tidaklah langsung mengambil emasnya kembali, tapi akan terus melanjutkan kekota atau negeri berikutya. Mereka akan mempergunakan surat hutang tersebut untuk mengambil perniagaan baru. Hal itu berlangsung terus menerus, mengakibatkan surat hutang itu berlaku layaknya emas dan perak yang dijaminkan.

Salah satu fakta bahwa para pemilik emas tidak akan dalam waktu cepat mengambil seluruhnya dari simpanan tersebut, hal ini diketahui oleh sang penyimpan. Karena itu oleh sang penyimpan, diterbitkanlah surat nota baru yang bernilai sama dengan emas yang dititipkan. Nota tersbut dipinjamkan kepada masyarakat, karena nota itu sudah berlaku layaknya emas dan perak yang disimpan. Karena nota yang beredar lebih banyak dari emas dan perak yang dijaminkan, maka terjadilah inflasi dan berbondonglah para pemilik nota asli menukarkan notanya dengan emas kembali. Tapi yang terrjadi, mereka kalah cepat. Karena emas dan perak mereka telah ditukar terlebih dahulu oleh pemilik nota setelahnya.

Karena itu, tanyalah kepada pejabat berwenang, atas bakcup apa mata uang rupiah yang kita miliki ini. Bila jawabannya adalah dengan devisa, terdiri dari apa saja devisa tersebut. Pasti dijawab dengan uang kertas dolar, surat hutang atau nota - nota lain yang hany di backup dengan janji. Bagaimana bisa, surat hutang di backup dengan surat hutang lainnya.

Bermuamalah dengan dinar dirham, tinggalkan uang kertas yang hanya dijamin oleh janji penguasa. Karena itu ada istilah uang dulu (tidak laku) dan uang sekarang (laku). Tapi tidak ada istilah emas dan perak dulu dan sekarang. Karena emas dan perak tetaplah laku sampai sekarang.