Kami juga melayani penjualan dan pembelian Logam Mulia dengan berat minimal 25 gr

8 Oktober 2010

UANG = PEMISKINAN

Adakah ada yang menyadari bahwa efek dari pemakaian uang FIAT selaku alat tukar sebenarnya adalah proses pemiskinan dan perampasan atas aset-aset anda.
Bagaimana kesimpulan ini diambil, dasarnya adalah karena khalayak masih terpaku dengan uang FIAT sebagai satu-satunya alat tukar yang reliable dan standar. Sementara akses masyarakat terhadap uang FIAT amat sangat terbatas. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam jangka pendek ataupun jangka panjang, masyarakat didoktrin harus memiliki CUKUP uang FIAT untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Fungsi uang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat idealnya harus memenuhi unsur sebagai berikut:
1. Sebagai alat tukar
Adil dan setara. Sepetak tanah di kawasan segitiga emas adil bila ditukar dengan sepetak tanah di kawasan terpencil, tapi apakah setara. Disinilah fungsi uang berperan. Sepetak tanah dikawasan segitiga emas dihargai komoditas yang setara dengan harga tanah dikawasan segitiga emas tersebut.
2. Sebagai alat satuan hitung
Harga dan nilai suatu produk barang dan jasa harus dapat diukur dan diperbandingkan kualitas dan kuantitas sehingga tidak merugikan dua belah pihak yang hendak saling mempertukarkan harta/ asset masing-masing.
3. Sebagai penyimpan nilai.
Uang yang kita miliki harus tidak terpengaruh dengan gejolak harga diluar kondisi suply dan demand dari persediaan kebutuhan hidup kita sendiri. Benda bernilai 1 (satu), akan tetap 1 (satu) selama benda yang diinginkan masih ada disekitar kita.
Uang FIAT yang kita pakai saat ini tak memiliki satupun dari fungsi tersebut. Ada yang mengatakan bahwa uang memiliki fungsi alat tukar. Jawabannya , karena dipaksakan melalui undang-undang.
Dikarenakan pemaksaan nominal diatas kertas dan sistem ribawi perbankan saat ini. Bacalah apa yang tercetak di uang kertas kita, ada kalimat ".......bank indonesia mengeluarkan uang sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai" seribu, lima ribu, sepuluh ribu, lima puluh ribu atau seratus ribu rupiah. Jadi selembar kertas seribu diharapkan dapat membeli benda senilai seribu, selembar kertas seratus ribu dapat membeli benda seratus ribu.
Efek dari nominal tersebut, semua fungsi uang akan kacau, kita tak dapat menghargai suatu produk barang dan jasa secara real dan akurat. Lalu nominal seribu 10 tahun yang lalu akan tergerus nilainya karena tak mampu lagi membeli senilai seribu pada 10 tahun yang akan datang.
Karena pemaksaan uang FIAT sebagai alat tukar, akhirnya masyarakat berlomba memiliki dan menyimpan UANG. Memiliki karena diperlukan untuk alat tukar sehari-hari, dan menyimpannya karena akses memilikinya sangat terbatas. Seorang buruh/ pekerja bekerja selama sebulan, baru akan dibayar haknya dalam nominal. Seorang petani dipaksa menjual hasil sawahnya dan ditukar dengan nominal. Sementara semakin lama uang yang kita miliki kita simpan justru akan tergerus oleh inflasi.
Dalam skema ekonomi kenaikan atau penurunan harga barang semata-mata akan ditentukan oleh kekuatan penawaran (supply) dan permintaan (demand), sehingga setiap barang akan memiliki harga keseimbangan. Misalnya, jika di suatu kota makanan yang tersedia lebih banyak daripada kebutuhan, maka harga makanan akan murah, demikian pula sebaliknya. Inflasi (kenaikan) harga semua atau sebagian besar jenis barang tidak akan terjadi karena pasar akan mencari harga keseimbangan setiap jenis barang, karena jika satu barang harganya naik, namun karena tidak terjangkau oleh daya beli, maka harga akan turun kembali. Tapi karena nominal uang dipaksakan oleh rezim, maka inflasi tak dapat dihindarkan.
Bisa dilihat saat ini, devisa kita dalam periode januari 2009 ~ september 2010 terus meningkat sebesar 70 % ( dari M US$.50.869,55 ke M US$.86.550.64), daya tukar rupiah terhadap dolar juga menguat dalam periode yang sama sebesar 5%(US$ 1/ Rp.11.667 ke US$ 1/ Rp.9.020 ), tetapi kenapa harga produk barang dan jasa tetap meningkat tak terkendali. KARENA UANG yang ada tak beredar dimasyarakat. Semuanya hanya berputar dalam sistem perbankan yang terus mencetak uang tanpa henti dan menahannya dalam bentuk deposito, tabungan dan lainnya.



Masyarakat dipaksa menerima sistem ini karena masyarakat masih mengakui sistem perbankan dan pendukungnya.
Jika masih ingin memiskinkan diri, silahkan teruskan pemakaian uang FIAT anda dan tetap mengikuti sistem perbankan ribawi ini, mau konvensional atau syariah.
Harta harus berputar, dengan uang FIAT dan sistem perbankan, harta hanya beredar dikalangan tertentu saja dan hanya akan menyebabkan kehancuran.