Kami juga melayani penjualan dan pembelian Logam Mulia dengan berat minimal 25 gr

28 November 2011

Ngobrol Asyik Dinar Dirham - Jakarta, Muamalah Solusi Melawan RIBA

Allhamdulillah, 25 November 2011 lalu menjelang tutup tahun Hijriah 1432, di jakarta, al wakil sempat menghadiri momen silahturhami dengan tema Ngobrol Asik Dinar dan Dirham.
 Acara ini diadakan di kafe allium, ruko darmawangsa square, jakarta selatan. Total peserta 12 orang berasal dari WIN, para al-wakil (kalimantan, bekasi, batam kepri, bandung) jawara dan masyarakat pengguna dinar dirham (jakarta, palembang). Dimulai setelah sholat magrib berjamaah dilantai atas kafe tersebut. Dibuka oleh wazir Abdarrahman. Perbincangan santai dengan fokus agar perkembangan muamalah dengan penggunaaan dinar dirham semakin meluas di masyarakat. 

Isu-isu yang disampaikan sesuai realita saat ini dimana kegelisahaan masyarakat atas nilai mata uang yang semakin turun,  dan itu tidak hanya berlaku di indonesia saja. Karena kita bisa melihat para pemrotes di benua eropa dan amerika sebagai jantung riba, masyarakat disanapun sudah muak dan gelisah atas ketidak adilan sistem ekonomi yang menguntungkan 1% populasi manusia saja. Mereka gelisah karena tidak tahu penyebabnya dan tidak tahu jalan keluarnya. Tetapi kita sebagai umat Muslim tahu bahwa penyebabnya adalah RIBA dan jalan keluarnya adalah MUAMALAH.
Karena itu yang diperlukan saat ini, umat Muslim harus merangkul saudara seIman dan merapatkan barisan dalam shaft-shaft membentuk barisan yang rapat. Insha Allah, dengan rapatnya komunitas - komunitas Muslim membentuk benteng-benteng ekonomi yang saling mendukung dapat menjadi solusi dari persoalan klasik Umat saat ini.
Salah satu pembicaraan dalam Ngobrol Asik Dinar dan Dirham ini adalah upaya pengembalian ke semua (lima) pilar muamalat dimana satu yang dibahas adalah adalah kembalinya gilda-gilda (guilds) atau perkumpulan para produsen, dimana bila dalam sistem RIBA, adalah, dari 10 produsen, semuanya diberi hutang untuk berproduksi, karena sistem hutang ke-10 produsen ini akan saling berkompetisi dan memakan satu sama lain, tetapi dalam Muamalah Islam, ke 10 produsen ini bersatu dan akan saling berbagi produksi dari hulu sampai hilir, sehingga tidak akan tercipta konglomerasi yang menggurita.
Lalu permasalahan klasik mengenai permodalan yang selalu ditakutkan umat untuk berusaha pun dibahas. Dalam menggerakan wirausaha ekonomi, modal "uang" bukanlah yang utama, tetapi harus 3 yang didahulukan yaitu
1. Jujur dan Amanah
2. Kredibel dan dapat melihat peluang.
3. Silahturahmi terus menerus.
Ke-3 modal ini wajib dimiliki seorang Muslim bila ingin dapat menjadi manusia merdeka dari sistem RIBA, karena inilah kuncinya.

Bila dalam sistem RIBA, modal utama adalah AGUNAN dalam mencari hutang. Insha Allah, untuk seorang Muslim, 3 modal tadi sudah cukup untuk menjadi seorang enterpreuner. Karena dalam perbincangan tersebut ditunjukan contoh-contoh amal yang sudah dijalankan dalam ber qirad dan bersyirkat menjadi pemecahan dalam persoalan modal tanpa harus menggadai diri ke BANK.
Malampun beranjak, dan seusai acara, para peserta membawa semangat yang kembali bergelora untuk maju bersama dalam satu barisan berperang menghadapi RIBA. Satu berita baikpun disampaikan untuk masyarakat SUMSEL, bahwa sedang ada perintisan wakala untuk daerah Palembang dan SUMSEL sebagai pionir dari kembalinya Muamalah di Bumi Sriwijaya.

Lindungi jamaahmu, lindungi keluargamu, dan lindungi dirimu dari RIBA.